Berita Nasional, RANCAH POST – Kasus tukang becak bernama Setu bobol rekening BCA tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya, tukang becak itu berhasil menarik uang sebesar Rp 320 juta dari rekening milik seorang nasabah bernama Muin Zachry.
Tak sendirian, Setu ternyata dibantu oleh Mohammad Thoha yang tak lain merupakan otak dari pembobolan rekening BCA itu.
Aksi itu dilakukan Setu di sebuah kantor cabang bank swasta di Jalan Indrapura Surabaya pada 5 Agustus 2022 lalu.
Kasus tukang becak bobol ATM BCA itu sudah masuk persidangan Pengadilan Negeri Surabaya, Jawa Timur, Selasa 24 Januari 2023.
Dikutip dari Detik.com, peristiwa pembobolan rekening itu terjadi pada Jumat, 5 Agustus 2022. Mohammad Thoha, otak dari pembobolan diduga menyusun skenario kejahatan yang akan dilakukannya 2 hari sebelum beraksi, tepatnya, pada Rabu (3/8/2022).
Dalam persidangan, Thoha mengaku mengetahui ada saldo Rp 345 juta di rekening dari Muin Zachry sendiri ketika mereka mengobrol tentang bisnis. Ia mengaku Muin sempat mengajaknya untuk berbisnis.
Namun Muin membantah terkait pengakuan Thoha itu. Selanjutnya, Thoha yang mengetahui jumlah saldo di rekening lantas mengintip handphone Muin yang merupakan bapak kosnya itu saat sedang membuka m-banking.
Dari situlah Thoha mengetahui nomor PIN rekening Muin. Kemudian, Thoha pun mencari tahu soal cara menarik uang dalam jumlah besar dengan browsing di internet.
Berbekal informasi itu, Thoha lantas mendatangi kantor cabang BCA di sekitar PGS Surabaya untuk mengambil slip penarikan uang.
Ketika itu, ia tidak sengaja melihat Setu yang sedang melintas mengayuh becaknya. Setu disebut memiliki perawakan yang sangat mirip dengan Muin.
Thoha lantas mencegah Setu, dan menyampaikan dirinya yang membutuhkan bantuan Setu.
Thoha mengatakan bahwa ayahnya sedang sakit keras dan tidak bisa mengambil uang sendiri di bank, padahal ia membutuhkan uang untuk pengobatan ayahnya.
Kemudian, Thoha menjanjikan imbalan Rp 5 juta jika Setu bersedia mengambilkan uang milik ayahnya di bank.
Keesokan harinya, Kamis (4/8/2022), Thoha mengajak Setu ke bank BCA di Jalan Indrapura untuk mengambil slip penarikan uang.
Dan pada Jumat, (5/8/2022), aksi kejahatan Thoha pun dimulai. Thoha yang ngekos harian selama beberapa hari di rumah Muin sudah mempersiapkan diri.
Saat bapak kosnya, Muin, berangkat ke masjid untuk salat Jumat, Thoha pun mengambil kartu ATM, KTP, dan buku tabungan Muin yang disimpan di kamar.
Setelah semuanya siap, Thoha menelepon Setu dan mereka pun berangkat bersama ke kantor cabang utama di Jalan Indrapura, Surabaya.
Agar tak dicurigai, Thoha sudah menyiapkan peci yang mirip dengan yang kerap digunakan Muin.
Singkat cerita, Setu sudah masuk ke kantor BCA, ia sudah membawa slip yang sudah diberi tanda tangan Muin yang telah dipalsukan oleh Thoha.
Maharani Istono Putri yang bertugas menjadi teller bank melayani Setu dengan baik dan tak menaruh curiga sedikitpun karena penyamaran Setu yang sempurna.
Apalagi Setu membawa buku tabungan asli, KTP, kartu ATM hingga mengetahui nomor PIN.
Akhirnya, Maharani memproses penarikan uang Rp 320 juta itu. Dua tas keresek berisi Rp 320 juta pun diserahkan kepada Setu.
Lalu, Setu menyerahkannya kepada Thoha. Di tempat lain, Thoha memberi imbalan Rp 5 juta seperti yang sudah dijanjikan di awal. Ia juga meminta HP milik Setu agar tidak terlacak.
Setelah pulang salat Jumat, Muin menyadari KTP, ATM, dan buku tabungannya hilang. Muin lantas mengecek ke Kantor Cabang PGS dan memang ada penarikan dalam jumlah besar.
Muin pun meminta agar rekeningnya segera diblokir. Ketika menanyakan hal ini ke BCA KCU Jalan Indrapura, pihak BCA menyatakan proses pencairan uang itu sudah sesuai prosedur.
Skenario kejahatan itu sangat rapi, teller bank benar-benar terkecoh dengan perawakan Setu yang memang sangat mirip dengan Muin, sang pemilik asli rekening.
BACA JUGA: Berprofesi sebagai Buruh Tani, Pelaku Pembobolan ATM di Ciamis Dihadiahi Timah Panas Saat Diringkus
Diketahui, uang senilai ratusan itu sedianya akan digunakan untuk biaya pengobatan istri Muin yang sakit komplikasi. Namun kondisi sang istri semakin parah setelah mendengar kejadian itu, dan meninggal dunia dua pekan setelahnya.