RANCAH POST – Game Fortnite sudah bisa dimainkan di platform Android sejak tahun 2018. Tapi selama itu pula gim battle royale tersebut tidak bisa ditemukan di Google Play Store.
Tentu saja, para pemain yang ingin memainkan game ini harus mengunduhnya terlebih dahulu di situs resmi Epic Games, lewat metode sideloading seperti yang kita bahas pada artikel sebelumnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, sepertinya develepor game Infinity Blade II itu mulai menyerah dan memilih untuk meluncurkan gim Fortnite di Play Store.
Namun tampaknya Epic Games tidak begitu senang dengan keputusannya ini. Dalam keterangannya, mereka mengkritik Google yang dianggap membebani pengembang aplikasi yang tidak menawarkan aplikasi buatannya lewat toko aplikasi resmi Google.
Sebelumnya Tim Sweeney CEO Epic Games mengkritik kebijakan yang diterapkan oleh Google dan Apple di toko aplikasi mereka masing-masing.
“Google menempatkan software yang bisa diunduh di luar Google Play dalam posisi yang tidak diuntungkan, seperti munculnya pesan pop-up keamanan berulang untuk software yang diunduh dan diperbarui, perjanjian manufaktur dan operator yang terbatas, humas Google yang mengkategorikan sumber software pihak ketiga sebagai malware, dan upaya baru seperti Google Play Protect untuk memblokir software yang diperoleh di luar Google Play store,” kata Epic Games dalam keterangan resminya yang dikutip Rancah Post dari The Verge, Jumat (24/04/2020).
Usai game besutannya itu tersedia di Play Store, Epic Games kini harus mulai membayar komisi sebesar 30 persen dari setiap pembelian dalam aplikasi atau yang lebih dikenal dengan istilah “in-app purchase“.
BACA JUGA: Cara Download dan Install Fortnite di Semua HP Android
Pandangan CEO Epic Games itu sepertinya masih belum berubah meskipun Fortnite telah tersedia di Play Store. Ia masih berharap Google masih sudi untuk mengubah kebijakannya tersebut.