Berita Nasional, RANCAH POST – Mewabah virus corona atau COVID-19 ke berbagai penjuru Tanah Air membuat masyarakat harus selalu waspada dan melakukan upaya pencegahan.
Setidaknya jika kita melakukan upaya pencegahan yang sudah dianjurkan, tentu dapat memutus mata rantai penyebaran dan virus ini tidak semakin menjangkit banyak orang.
Namun seorang emak-emak di Solo bertindak kurang kooperatif ketika petugas hendak mendatanya, karena dirinya merupakan pemudik dari zona merah, Jakarta.
Emak-emak tersebut bahkan marah-marah kepada petugas penanganan virus corona datang ke rumahnya. Kejadian tersebut sempat direkam dan videonya viral di media sosial.
Dalam video tersebut terlihat seorang emak-emak berdaster, di rumahnya sudah datang petugas Linmas, Kepolisian dan anggota TNI yang hendak mendata pemudik yang datang ke Solo.
Otomatis pemudik dari luar kota, terutama dari zona merah akan berstatus sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP). Sesuai prosedur, mereka pun harus melakukan karantina mandiri.
Akan tetapi, emak-emak tersebut malah bertindak kurang kooperatif dan enggan didata. Ia malah membandingkan pendataan tersebut dengan warga lain yang masih berkeliaran.
“Setiap kali setiap detik ada orang masuk, ini orang baru semua orang ngontrak. Kenapa orang lalu lalang dibiarkan, saya tinggal di sini, ini rumah saya.” ucap emak-emak tersebut.
Petugas berusaha memberi imbauan namun emak-emak tersebut tetap saja mengomel, ia merasa bukan pengedar narkoba yang harus selalu dipantau.
“Terlalu, ini sangat keterlaluan, kecuali saya pengedar narkoba. Rese, malah lebih rese dari Jakarta, enggak ada sopan santunnya. Saya udah enggak suka caranya gini,” katanya lagi.
Emak-emak tersebut menegaskan bahwa dirinya memang sudah tinggal di daerah tersebut sejak lama. Ia merasa hal ini terlalu dibesar-besarkan.
“Kayak enggak tahu aja oran saya di sini tinggal ini udah lama. Saya menikah tahun 93, terlalu dibesar-besarkan. Mau apa lagi silahkan saya stay home 1×24 jam di rumah ada.” pungkasnya sambil masuk ke dalam rumah.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, peristiwa emak-emak pemudik marah ke petugas yang hendak mendatanya ini terjadi di Kelurahan Sondakan, Laweyan, Solo.
Setelah sempat marah-marah, Lurah setempat mengatakan emak-emak tersebut telah bersedia didata dan akan melakukan karanita mandiri selama 14 hari.
Usai beredar, video emak-emak pemudik di Solo marah ke petugas ini pun menuai beragam komentar dari netizen.
Selain itu, Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo merasa geram dengan aksi emak-emak yang kurang kooperatif ini. Hadi bahkan sudah berbicara dengan suaminya melalui sambungan telepon terkait kejadian tersebut.
BACA JUGA: Terlanjur Emosi, Polisi Marahi Warga yang Tetap Ngeyel Gelar Hajatan Saat Pandemi Corona
Ia meminta kepada emak-emak tersebut tidak melakukan hal yang tidak baik pada petugas yang berusaha memutus mata rantai penyebaran. Hadi menegaskan jika tidak mau diatur silahkan tidak perlu datang ke Solo.