RANCAH POST – Pada dasarnya, karya ilmiah sendiri dapat diartikan sebagai laporan tertulis, yang memaparkan hasil penelitian. Yang tentunya memenuhi etika keilmuan, serta disusun dengan sistematika penulisan tertentu.
Karya ilmiah selas bukan hasil laporan sembarangan loh. Isi dari karya ilmiah ini haruslah dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Mungkin kalangan akademis, termasuk rekan kita di SLTP dan SLTA belakangan sudah akrab dengan istilah ini. Khususnya ketika menjelang kelulusan, di kelas 3 SLTA, dimana akan diminta untuk membuat laporan ilmiah, atau karya ilmiah sebagai salah satu syarat kelulusan. Dan hal ini masih berjalan di sejumlah lembaga pendidikan di Indonesia.
Adapun manfaat dari karya ilmiah sendiri, selian sebagai syarat kelulusan, atau mengikuti ujian dan syarat lainnya. Diantaranya ialah untuk melatih dan mengembangkan keterampilan yang efektif.
Juga untuk melatih menggabungkan informasi dari berbagai sumber, serta mengilah data dan fakta, secara sistematis dan jelas.
Karya ilmiah ini juga dapat bermanfaat bagi generasi mendatang, dimana ia bisa digunakan sebagai sumber acuan, atau sumber informasi dalam mengembangkan suatu penelitian tertentu.
Umumnya, karya ilmiah ini juga haruslah menggunakan bahasa yang baku. Serta sejumlah istilah, yang cukup asing atau kurang umum digunakan. Biasnaya hanya dipakai dalam bidang tertentu saja.
Dengan demikian, karya tulis biasanya disusun dan ditulis oleh ahli atau pakar dalam bidang tertentu, demi menggali permasalahan di bidang yang dikuasainya. Karena akan kacau jadinya, jika masalah yang dibahas tidak sesuai dengan bidang keahlian si penulis.
Namun kadang ada beberapa hal yang juga sering dilupakan atau diabaikan dalam penulisan karya tulis. Berikut beberapa diantaranya.
Hal yang Sering Diabaikan dalam Penulisan Karya Ilmiah
1. Struktur Karya Ilmiah yang Tepat
Sebenarnya, jika kita memperhatikan penulisan karya ilmiah di beberapa lembaga, misalnya lembaga pendidikan tingkat menengah. Banyak ditemukan berbagai kesalahan dalam struktur penulisan karya ilmiah.
Hal ini kerap terjadi, karena kesalahan salah satu penulis, dalam menyalin susunan struktur karya ilmiah, yang akhirnya berimbas pada penulis generasi berikutnya.
Adapun Struktur karya ilmiah sendiri memiliki susunan dan bentuk berbeda dari karya tulis lain. Yakni sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Pembatasan Masalah
1.3 Rumusan Masalah
1.4 Tujuan Penelitian
1.5 Manfaat Penelitian
Bab II Landasan Teori
Bab III Metode Penelitian
Bab IV Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Saran
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Seharusnya, penulisan karya ilmiah tidak boleh melebihkan atau mengurangi struktur di atas. Namun kerap kali penulis melakukan kesalahan. Misalnya dengan mengurangi atau melebihkan satu bagian.
Bahkan tidak jarang ada bagian yang dihilangkan, demi meringkas karya ilmiah mereka. Atau cukup memberikan porsi berlebih di satu bagian, dan mengurangi porsi bagian lainnya.
2. Penulisan yang Sesuai dengan EBI (Ejaan Bahasa Indonesia)
Sering kali penulis karya ilmiah mengabaikan hal ini. Padahal sebuah karya ilmiah sangat membutuhkan penulisan yang berdasar pada satu sistem tertentu. Di Indonesia sendiri, EBI adalah salah satu sistem penulisan baku yang wajib digunakan.
Selain sesuai dengan aturan, penggunaan penulisan yang sesuai dengan Ejaan Bahasa Indonesia juga banyak manfaatnya. Misalnya, untuk menjelaskan, mendefinisikan suatu maksud, lebih baik menggunakan istilah yang tertera di EBI. Sehingga nantinya akan lebih mudah bagi pembaca untuk memahami maksud dan tujuan si penulis.
Penggunaan EBI juga menunjukan konsistensi dan keseriusan si penulis. Serta memungkinkan si penulis, untuk tidak memboros kata dan kalimat.
3. Kesalahan Ketik (typo)
Kesalahan ketik mungkin terdengar sebagai suatu hal yang dapat diabaikan. Namun faktanya tidaklah demikian. Karena pada dasarnya, ada banyak hal buruk yang bisa disebabkan oleh kesalahan penulisan dalam karya ilmiah khususnya.
Apalagi jika terjadi dalam sebuah istilah ilmiah, dimana dapat mengubah pula arti atau makna dibaliknya. Kesalahan ketik juga kadang bisa membuat hasil karya ilmiah diragukan kebenarannya.
4. Sitasi dan Daftar Pustaka
Bagian ini juga terkadang cukup diabaikan. Kesesuaian antara sitasi yang ada di bagian isi karya ilmiah, sering kali ditemukan tidak sesuai dengan daftar pustaka yang ada di bagian akhir karya ilmiah.
Padahal, sitasi pada teks, yang merujuk pada daftar pustaka sangatlah besar manfaatnya. Khususnya dalam membantu pembaca, untuk melacak sumber informasi tertentu.
Jika ditulis secara sembarangan, maka nantinya akan mengakibatkan terjadinya kerancuan, dan membingungkan si pembaca. Karya tulis juga akan terlihat kurang dapat diandalkan, dan tidak meyakinkan.
Selain itu, penulisan daftar pustaka yang baik dan benar juga tidak kalah penting. Untuk lebih memahami mengenai cara menulis daftar pustaka dan informasi lain, Anda bisa klik di sini.
Beberapa kesalahan umum, dan hal yang kadang dilupakan di atas tadi dalam penulisan karya ilmiah haruslah kita jadikan bahan perhatian, khususnya bagi Anda yang merupakan seorang penulis karya ilmiah.
Agar kita dapat menghasilkan karya tulis ilmiah yang sesuai dengan standar, memenuhi syarat dan etika, serta berkualitas.