RANCAH POST – Dalam peperangan melawan ISIS di Irak dan Suriah, wanita bernama Joanna Palani sangat disegani kawan dan lawan.
Bahkan oleh ISIS, kepala wanita cantik itu dihargai 14 miliar atau sekitar 1 juta dolar. Oleh ISIS, jika Joanna berhasil ditangkap hidup-hidup, ia akan dijadikan budak seks.
Hal itu memang beralasan. Pasalnya, Joanna Palani dikenal sebagai ‘pembunuh berdarah dingin’ yang sudah menewaskan ratusan tentara ISIS.
Meski statusnya warga negara Denmark, Joanna bukan bagian dari pasukan Denmark atau NATO, namun ia bergabung dengan Unit Pelindung Rakyat Kurdistan.
Sebelum bertempur melawan ISIS, wanita berusia 23 tahun blasteran Kurdi-Iran itu merupakan mahasiswi di Denmark.
Hanya saja, ia memilih pergi ke Suriah dan Irak untuk memerangi ISIS karena ingin menyelematkan Eropa dari ISIS.
Darah perang memang mengalir pada Joanna Palani. Ayah dan kakeknya, merupakan pejuang Peshmerga.
Sejak usianya 9 tahun, Joanna sudah dilatih sang kakek memegang pistol. Makanya, kemampuannya sebagai sniper tak perlu diragukan lagi.
Melihat bangsanya bertempur melawan ISIS, Joanna Palani tak tinggal diam. Ia meninggalkan kuliahnya dan berangkat menuju Manbijj, salah satu basis militer terkuat ISIS di Suriah.
Dengan menenteng senapan serbu Kalashnikov dan sniper SVD Dragunov, ia terjun ke medan perang. Dengan dua senjata itu, sebagaimana laporan allthatsinteresting.com, Joanna sudah menghabisi nyawa 100 anggota ISIS.
“Para kombatan ISIS adalah mesin pembunuh, tapi sangat mudah untuk menjatuhkannya,” kata Joanna kepada Daily Mail.
Desember 2016, Joanna berhasil ditangkap Badan Intelijen Denmark. Denmark menangkapnya untuk mengamankan keselamatan warganya agar tak jadi target ISIS.
Namun setelah ditangkap badan intelijen, Joanna Palani justru harus mendekam di penjara dengan alasan terorisme.
Kini, ia hidup bak gelandangan dan tak punya rumah. Ia tidur di toko, tidur dan mandi di rumah teman, dan sehari-hari bergantung pada belas kasihan orang lain.