RANCAH POST – Sempat tayang di televeisi nasional, iklan aplikasi game Hago justru menuai protes dan kecaman dari masyarakat.
Pasalnya, iklan Hago itu dinilai melecehkan profesi guru.
Sebagaimana dihimpun, iklan aplikasi game Hago itu memperlihatkan seorang guru yang digambarkan sebagai sosok yang ‘killer’.
Guru tersebut terlihat menulis di papan tulis, sisa yang ngantuk pun terpaksa mengikutinya sembari takut guru itu marah kalau siswa tidak mencatat.
Di depan kelas, sudah berdisi seorang siswa yang sedang dihukum tanpa dijelaskan apa kesalahannya.
Namun ketika datang seorang siswa yang terlambat, guru ‘killer’ itu mendadak melunak. Bahkan ia menghampiri siswa terlambat itu dan membawakan tasnya sembari mempersilakan duduk.
Seisi kelas pun langsung melihat ke arahnya dengan mulut menganga tanda tak pecaya. Di akhir video iklan Hago itu, guru dan siswa terlambat itu terlihat bermain game bersama.
Salah satu pihak yang memprotes video iklan game Hago karena dianggap melecehkan guru adalah Ikatan Alumni UNJ.
“Melihat iklan yang viral di media sosial, kami menganggap dan menduga iklan itu telah melecehkan profesi guru. Pada video tersebut, guru tersebut bukan sosok yang bisa digugu dan ditiru,” kata Ketua Umum IKA UNJ, Juri Ardiantoro, Selasa (14/5/2019).
Ada dua indikasi iklan Hago melecehkan guru. Pertama, ada sikap diskriminatif yang bertolak belakang dengan prinsip dasar pendidikan.
Kedua, sosok guru yang ada pada iklan tersebut tidak menunjukkan sikap membangun rajin belajar, namun sebaliknya justru mengajarkan asik bermain game.
“Dari dua hal tersebut, kami keberatan dengan iklan Hago yang bisa merusak nama baik guru dan membuat peserta didik malas belajar,” ujar Juri.
Belakangan, seiring dengan munculnya kecaman dan petisi, manajemen Hago menyampaikan permintaan maaf dan menarik iklan tersebut.