RANCAH POST – Kasus mutilasi dengan korban bernama Budi Hartanto yang ditemukan di Blitar dan tersimpan dalam koper diambil alih Polda Jatim.
Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Frans Bangun Mangera menuturkan kasus mayat dalam koper diambil alih untuk memudahkan koordinasi antar yurisdiksi.
Pasalnya, kata Frans, kasus penemuan mayat di Blitar itu berada di dua yurisdiksi berbeda, yakni Kota Kediri dan Blitar.
Hanya saja, Polda Jatim akhirnya turun tangan karena koordinasi antar yurisdiksi tersebut dirasa kurang maksimal.
“Koordinasi antar yurisdiksi tak bisa cepat, jadi kita ambil alih,” tutur Frans, Kamis (4/4/2019).
Sementara itu, meski kepala korban dalam insiden penemuan mayat dalam koper belum ditemukan, pemakaman tetap dilaksanakan.
Budi Hartanto yang berprofesi sebagai guru honorer itu dimakamkan pada Kamis kemarin di TPU Kelurahan Tamanan Kota Kediri.
Ratusan pelayat nampak hadir dalam pemakaman korban penemuan mayat dalam koper di Blitar yang juga punya sanggar tari modern tersebut.
Sang ibu pun berharap pelaku pembunuhan guru honorer di Kediri itu bisa segera ditangkap. “Semoga segera bisa ditemukan,” kata Hamidah.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, mayat dalam koper ditemukan di sisi sungai di bawah jembatan Desa Karanggondang, Kecamatan Udanawu, Blitar, Rabu (3/4/2019).
Selain tanpa kepala, mayat dalam koper itu ditemukan dalam kondisi tanpa busana.
Meski polisi sempat mengungkap identitas korban, identitasnya akhirnya terungkap dari sidik jari.
“Jenazahnya bisa dikenali berkat sidik jari,” ungkap paman korban, Nasuha.
Korban diketahui bernama Budi Hartanto, warga Kelurahan Tamanan, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
BACA JUGA: Penemuan Mayat dalam Koper di Blitar, Guru Honorer Ditemukan Tanpa Busana
Keluarga kehilangan kontak dengan korban sejak Selasa (3/4/2019) malam sekitar pukul 20.00 WIB. Sebelum kehilangan kontak, Budi mengatakan bahwa dirinya masih berada di sanggar tari miliknya.