RANCAH POST – Selalu ada kisah dan cerita menarik yang datang dari para driver ojek online (ojol). Mulai dari cerita lucu, sedih hingga yang penuh inspiratif.
Seperti halnya sosok driver ojol bernama Kusnandar ini. Demi memenuhi kebutuhan keluarganya, pria 45 tahun inipun menggunakan waktu istirahat malamnya untuk mencari nafkah jadi driver.
Menjadi seorang driver ojek online sudah dilakoni Nandar, sapaan akrabnya, sejak tahun 2015 lalu selain menjadi security di salah satu toko konveksi di Jalan Godean, Sleman, Yogyakarta.
Pria yang selalu memakai kopiah ini bekerja sebagai security dari pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB sejak tahun 2009.
Kemudian ia pun mulai menjalani profesinya sebagai driver sehabis Magrib hingga tengah malam.
Meski lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, namun pria asal Sumberan, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, ini tidak takut momen kebersamaannya dengan keluarga berkurang.
Di tengah kesederhanaannya menjadi seorang driver ojek online, Nandar tidak pernah lupa membawa selang panjang dan botol di dalam jok motornya.
Selang itu digunakan Nandar untuk memindahkan sebagian bensin dari motornya ke botol kecil, kemudian dituangkan ke tangki motor orang lain yang kehabisan bahan bakar di jalan.
Kebiasaan itu sudah lama ia lakukan bahkan sebelum menjadi driver ojol. Kebiasaan membawa selang penolong ini terinspirasi dari anggota komunitas Info Cegatan Jogja.
Akan tetapi tindakan Nandar itu tidak selalu disambut baik. Pasalnya di malam hari, siapa saja cenderung curiga jika ada orang menawarkan bantuan dengan cuma-cuma tanpa imbalan.
Meskipun ia punya pengalaman yang tidak mengenakkan, Nandar mengaku kalau ia tidak kapok untuk membantu orang lain.
Kebaikan Nandar pun tidak berhenti sampai disitu. Di tengah keterbatasannya, Nandar pun menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berbagi.
Ia bersama Apri, Soni, Krowak, Sogi, dan Eko Ndondom, yang juga sesama driver ojek online mendirikan komunitas Sahabat Orang Sakit (SOS).
Nandar mengungkapkan, berdirinya SOS ini berawal dari kebingungan banyak driver ojol yang belum paham menggunakan BPJS atau jaminan kesehatan lainnya.
Kebingungan itu pun memunculkan ide membuat gerakan yang fungsinya mendampingi orang sakit memanfaatkan BPJS.
Pendampingan itu menjadi hal yang penting, terlebih bagi mereka yang sakit biasanya sudah tidak bisa berpikir jernih.
Tidak hanya pendampingan, Nandar dan kelima rekannya itu memperluas gerakannya untuk membantu semua kebutuhan orang sakit.
Termasuk ketika jaminan BPJS tersebut bermasalah, mereka tidak segan bertemu dengan para pihak terkait.
Hal itu pernah dilakukan Nandar saat SOS membantu seorang pengamen yang terjatuh di dekat salah satu stasiun.
Insiden itu membuat sang pengamen muntah darah dan harus mendapat perawatan di rumah sakit dengan biaya Rp 1,2 juta per malamnya.
Perjuangan Nandar dan kelima temannya untuk sang pengamen itu tidak berhenti sampai di situ. Biaya tersebut dilunasi lewat patungan.
Nandar masih punya pengalaman mendampingi orang sakit lain yang berkesan sampai sekarang. Kejadian itu berlangsung pada 2017 lalu.
Saat ia membantu seorang driver ojol perempuan bernama Yuni yang mengalami kecelakaan di Selokan Mataram.
Mendengar ada rekan yang menderita sakit dan membutuhkan biaya, nurani Kusnandar pun tergugah. Tidak menunggu waktu lama, ia langsung meminta Apri untuk mengurus surat keterangan dari RT dan RW tempat tinggal Yuni untuk keperluan administrasi.
Lebih lanjut, Nandar mengaku aksinya bersama teman-temannya driver ojek online tidak mempunyai tujuan apa-apa selain kemanusiaan. Baginya hidup memang harus bermanfaat untuk sesama.