RANCAH POST – Duka kini tengah dirasakan oleh seluruh bangsa Indonesia. Pasalnya, hari Jumat 28 September 2018 lalu, kota Palu diguncang gempa berkekuatan 7,7 SR. Gempa ini kemudian disusul oleh gelombang tsunami yang menerjang dengan dahsyatnya.
Bencana ini telah merenggut ribuan nyawa dan memberikan luka mendalam bagi masyarakat Palu dan semua saudara di seluruh tanah air.
Pusat gempa yang disusul oleh gelombang tsunami ini berada di Kabupaten Donggala tepatnya pada kedalaman 10 meter. Gempa terjadi pada pukul 17.02 WIB kemudian disusul naiknya air laut pada pukul 17.22. Sampai saat ini, gempa susulan masih terjadi di wilayah Palu dan Donggala.
Berita duka ini jelas menarik perhatian seluruh bangsa Indonesia. Banyak korban berjatuhan dan kondisi kota Palu saat ini sangat memprihatinkan pasca terjadinya gempa dan tsunami.
Kisah-kisah pilu bermunculan di media seiring dengan evakuasi korban-korban gempa dan tsunami di kota Palu. Banyak yang kehilangan keluarga dan orang-orang tercinta akibat bencana besar ini.
Tekanan Mental Korban Selamat
Tak hanya korban jiwa, bencana gempa dan tsunami di kota Palu juga menyisakan korban-korban lain yang selamat namun mengalami luka-luka dan tekanan mental.
Tak bisa dipungkiri bahwa bencana ini tidak hanya menimbulkan luka fisik namun juga luka mental akibat rasa takut yang kemudian menyisakan trauma, terutama pada korban anak-anak.
Sampai saat ini, korban meninggal akibat gempa dan tsunami di Palu tercatat mencapai ribuan orang dan masih terus bertambah karena proses evakuasi masih tetap dilakukan. Hal ini menyisakan luka batin mendalam bagi keluarga korban yang ditinggalkan. Mereka yang selamat harus berhadapan dengan tekanan mental akibat kehilangan orang yang dicintai.
Banyak sekali korban anak-anak yang kehilangan kedua orang tuanya akibat bencana ini. Banyak anak-anak yang selamat namun sampai saat ini masih belum bisa menemukan di mana orang tuanya. Sebaliknya, banyak juga orang tua yang kebingungan karena belum bisa menemukan anaknya hingga detik ini.
Kondisi Pengungsian
Masyarakat Palu kehilangan tempat tinggal mereka akibat gempa berkekuatan hebat dan tsunami yang menerjang Jumat lalu. Tenda-tenda pengungsian didirikan di beberapa titik untuk menampung korban selamat yang kehilangan tempat tinggalnya.
Sementara itu banyak juga korban selamat yang mendirikan tenda di luar rumah untuk berjaga-jaga jika terjadi gempa susulan.
Kondisi di pengungsian sampai saat ini tentu saja masih diselimuti rasa duka yang mendalam. Terutama bagi mereka yang masih belum bisa menemukan anggota keluarganya.
Namun bangsa Indonesia terus bergandengan tangan menyalurkan donasi gempa Palu dalam bentuk apapun ke tenda-tenda pengungsian yang tersebar di kota Palu.
Korban gempa Palu bisa dikatakan telah kehilangan semuanya. Bahan makanan menjadi salah satu kebutuhan penting di tenda-tenda pengungsian saat ini.
Selain bahan makanan, masih banyak lagi yang dibutuhkan oleh para korban gempa dan tsunami. Mulai dari pakaian, selimut, popok bayi, terpal, tikar, dan lain sebagainya.
Kita tentu tidak bisa diam saja melihat penderitaan saudara-saudara kita di kota Palu. Banyak relawan yang sudah turun langsung ke lapangan untuk membantu proses evakuasi maupun membantu di tenda-tenda pengungsian. Namun, jika anda tidak bisa datang ke sana membantu secara langsung maka anda tetap bisa mengulurkan bantuan dengan memberikan sumbangan.
Donasi dalam bentuk apapun saat ini sangat dibutuhkan oleh para korban gempa dan tsunami di kota Palu. Mari kita berikan uluran tangan kita dengan melakukan donasi baik dalam bentuk uang, makanan, maupun benda lainnya.
Mari kita bangun kembali harapan untuk masyarakat kota Palu bersama-sama!