RANCAH POST – Perihal anaknya mau divaksin atau tidak itu merupakan hak setiap orang tua. Walau begitu, sekarang ini tengah digencarkan edukasi-edukasi tentang pentingnya vaksin MR.
Terkait vaksin MR atau measles rubella ini memang ada yang pro dan kontra. Ada yang menganggap vaksin ini penting untuk kesehatan, ada pula yang meragukan bahan-bahan yang terkandung di dalamnya.
Masalah vaksin ini memang kadang menimbulkan perdebatan, seperti halnya yang terjadi pada seorang ibu hamil dan bidan ini.
Seorang ibu yang hendak melahirkan menolak calon bayinya untuk diberi vaksin MR. Menurutnya, meski MUI telah memperbolehkan dengan alasan darurat, tapi menurutnya hal itu tidak diperlukan.
Ia pun meminta kepada bidan yang akan menolong persalinannya nanti untuk tidak memberikan vaksin MR.
Sang bidan pun menghargai keputusan calon ibu tersebut untuk tidak memberikan vaksin kepada calon bayinya nanti ketika lahir.
Tapi rupanya sang bidan merasa tidak terima dengan isi pesan yang disampaikan oleh pasiennya itu di aplikasi WhatsApp.
Ia tidak terima karena tenaga kesehatan yang menyuruh pasiennya vaksin itu disebut tidak lebih seperti sales.
Bahkan, ibu hamil tersebut menanyakan apakah sang bidan termasuk sales vaksin atau bukan. Pasien itu mengaku kalau dirinya punya alasan kenapa mengatakan hal seperti itu.
Menurutnya meski diperbolehkan dan statusnya mubah karena dianggap darurat, tapi menurutnya pemberian vaksin pada anaknya bukan hal yang darurat.
Namun sang bidan punya cara lain agar pasiennya itu sadar bahwa vaksin diperlukan untuk anak-anak seperti dalam percakapannya berikut ini.
Pasien: Assalamualaykum. bu bidan nanti kalo saya lahiran saya ga mau anak saya vaksin yah
Bidan: Wlkumsalam
Baik Bu jika itu ibu sudah pelajari dan sudah di sepakati dg suami bu
Pasien: bu bidan bukan sales vaksin kan? (emot ketawa)
maaf saya sebut nakes yg nyuruh pasiennya vaksin itu ga lebih seperti sales
Bidan: Salesman vaksin? Mksdnya? (emot sedih)
Saya kok sedih dg sebutan itu yah. Trelepas saya pro atau kontra menurut saya itu terlalu kasar.
Pasien: maaf ya bu saya ga maksud apa*.
ya kita semua tau bahan pembuat vaksin itu, walo mui sudah declare boleh
/mubah krn di anggap darurat, menurut saya ini bukan hal yg darurat.
Bidan: ya terserah alesan ibu apa saya ga masalah. tp saya ga suka dg kalimat di atas. Dokter/bidan yg pro bukan ga pantas di sebut “tidak lebih dr sekedar sales” mereka bekerja sesuai apa yg mereka fahami. Saya hormati apa keputusan ibu, Tp perbedaan ini baiknya disikapi dg santun
Nanti kali ibu robek perineum, apa mau di anastesi untuk penjahitan. Atau langsung jahit saja?
Pasien: Aduh di jahit dong bu
Bidan: (kirim foto obat anastesi) Tapi belum ada label halal nih Bu. Saya ga tau juga ini terbuat dari yg haram atau engga?
Pasien: tapi kan ini termasuk darurat bu bidan.
Bidan: ini ga darurat Bu, artinya kalo saya jahit perinium ibu tanpa anastesi ibu ga akan mati. Cuma ya atau ga perlu di jahit aja Bu.. karena juga ga darurat.
Wallahualam saya sudahi perdebatan ini ya Bu. Saya berteman baik antivaksin dan pro vaksin. Hanya saya yg tau saya di pihak mana.
Tapi saya tidak berteman dengan seorang ibu yg tuturnya begitu kasar. Mohon maaf Bu saya tidak melanjutkan kerjasama kita. Silahkan ibu cari bidan lain saja.
Pasien: yak kok begitu bu (emot sedih)
https://www.instagram.com/p/BnzoL_agLzS/?taken-by=smart.gram
Screenshoot percakapan WhatsApp itu kemudian diunggah ulang oleh akun @smart.gram yang kemudian menjadi viral dan mendapat beragam komentar dari netizen.
hendypharcana, “Makanya sekolah biar pinter jd nda asal ngomong aja”
said.kaylany, “Gini nih kalo tanah sengketa d kasih nyawa.”
BACA JUGA: Dimintai Nomor WhatsApp, Jawaban Cewek ini Bikin Patah Hati, Makjleb Abis!
wowhijau, “Biasa anti vak mah begitu slalu cari alasan. Klo ansknya udah sakit baru terasa. Karna vaksin itu bukan obat tp pencegahan.”