RANCAH POST – Sukses dengan film ‘Guru Bangsa Tjokroaminoto’ di tahun 2015 lalu, MSH Films kembali merilis film terbarunya Rocker Balik Kampung yang akan tayang pada tanggal 12 Juli 2018 di seluruh bioskop Tanah Air.
Rumah produksi MSH Films selalu mengedepankan 3 unsur yaitu musik, sejarah dan humanis. Ketiga unsur tersebut menjadi dasar terciptanya film berjudul Rocker Balik Kampung ini, sebuah film drama komedi berlatar budaya sunda dan musik rock yang menghibur juga menghadirkan nilai-nilai positif akan keberagaman.
Produser film Nayaka Untara dan sutradara Uli Rahman mendaulat penyanyi Bisma Karisma untuk berperan sebagai GANI, Winky Wiryawan (JOE SANTANI), Maryam Supraba (ANDINI) sebagai pemeran utama, Iang Darmawan (UJANG), Budi Dalton (KOSWARA), dan aktris pendatang baru Cleita Ariella (YAYI).
Naskah film Rocker Balik Kampung digarap oleh Getar Jagatraya, putra sulung Almarhum Didi Petet dan Uli Rahman bercerita tentang seorang Joe Santani, seorang rocker yang karir bermusiknya hampir habis dan mulai kehilangan sentuhan kreatifitas dan arah hidupnya.
Suatu hari seseorang dari masa lalunya, Ujang tiba di rumahnya untuk menyampaikan pesan dari Abah Rahman, ketua Kampung Sinar Asih, kampung halaman Joe yang memintanya untuk pulang.
Dengan harapan perjalanannya ini, dia menemukan kembali inspirasinya dan tujuan hidupnya. Di Kampung Sinar Asih, Joe berhadapan lagi dengan orang-orang dari masa lalunya.
Salah satunya adalah Andini, wanita yang punya banyak kenangan dengannya. Masalah semakin pelik ketika Kampung Sinar Asih mengalami krisis minyak tanah dan kondisi kesehatan Abah Rahman tidak memungkinkan untuk memimpin warga desa melewati krisis tersebut.
“Kami ingin mengangkat kembali kejayaan musik rock di Indonesia sekaligus juga mengingatkan masyarakat tentang budaya asli Indonesia, khususnya Sunda. Percampuran dua budaya ini dikemas ke dalam cerita yang ringan dan sederhana agar dapat lebih mudah diterima oleh masyarakat luas,” jelas Nayaka Untara, produser MSH FILMS pada acara konferensi pers di Lippo Mall Kemang.
“Seorang bijak pernah berkata, film bukan sekadar sebuah gambar hidup namun film adalah sebuah gambar kehidupan. Inilah yang kami ingin sampaikan kepada penonton film Indonesia bahwa tidak semua budaya dari luar itu buruk, namun bagaimana kita untuk menyingkapinya,” tambah Nayaka.
“Sesukses apapun kita, jangan pernah melupakan asal muasal kita, walaupun menurut kita itu tidak baik, karena kita semua terlahir untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk sesama,” kata Sutradara Uli Rahman.