RANCAH POST – Kisah sedih nan memilukan datang dari seorang gadis kecil yang setiap hari selalu melemparkan pertanyaan yang sama kepada pria yang sedang membagikan takjil gratis di Stasiun Cawang.
Cerita ini sendiri terungkap setelah akun Elyudien memposting sejumlah foto yang disertai dengan keterangan tentang gadis kecil itu pada Minggu (3/6) lalu.
Dalam postingannya itu tampak seorang gadis yang berusia sekitar 9 tahun. Gadis itu tampak memakai kerudung warna coklat dan menggendong tas sekolah.
Gadis tersebut berjalan tanpa menggunakan sandal dan membawa beberapa bungkus tisu. Hal pertama dan terus berulang yang selalu ditanyakan gadis itu kepada Elyudien adalah, “om jualan yah?”
Gadis kecil itu mengira kalau Elyudien sedang berjualan, padahal ia sedang membagi-bagikan takjil gratis di stasiun tersebut.
Karena setiap hari bertemu dengannya dan selalu menanyakan pertanyaan yang sama, Elyudien pun kembali mencaritahu lebih banyak tentang gadis itu.
Dan akhirnya sebuah kisah sedih pun terungkap, ternyata gadis itu sedang berjualan tisu di Stasiun Cawang setiap hari sepulang sekolah.
“Om jualan yah?”
Tanya gadis kecil 9 tahun kepadaku di Stasiun Cawang Jakarta, pada suatu sore jelang magrib.
Gadis itu tak beralas kaki alias nyeker.
“Nggak. Mau?” jawabku sambil menawarkan air mineral dan takjil kurma.
Gadis kecil itu menggeleng, dan menjauh pergi.
Esoknya, gadis kecil ini mendekat dan bertanya, “Om jualan yah?”
“Nggak, adek mau?” Tanyaku sambil menyodorkan air mineral dan kurma.
Gadis itu menggeleng, dan menjauh.
Masih sama dengan kemarin, tanpa menggunakan alas kaki, namun kini membawa beberapa tisu.
Esoknya, menjelang magrib gadis itu menghampiriku lagi.
“Om bagi-bagi gratis yah?” tanyanya.
“Iya, adek mau?” tanyaku.
Ia mengangguk dan mengambil sebotol air mineral dan kurma pemberianku. Kemudian pergi menjauh.
Dan sore ini, gadis kecil itu menghampiriku lagi dengan membawa beberapa tisu.
“Om bagi-bagi gratis yah?”
Sayapun paham dengan pertanyaannya dan menyodorkan botol mineral dan kurma.
Sejenak saya berpikir, anak ini tampaknya jualan tisu di Stasiun Cawang. Disela membagi takjil gratis, saya sempatkan untuk ngobrol dengannya.
Rupanya dia berjualan tisu sepulang sekolah mulai sore hari di Stasiun Cawang. Padahal rumah dan sekolahnya di Depok. Sehari dia membawa 20-40 bungkus tisu yang ditaruh di dalam tas ranselnya.
“Kalau nggak habis, saya dimarahin Bapak,” katamya ringan.
“Jadi pulang jam brapa?” tanyaku.
“Nggak tentu. Bisa sampai kereta terakhir jam 12 malam, nunggu semua tisu terjual baru pulang,” jawabnya.
Plakkk !
Serasa ditampar mendengar cerita gadis kecil ini. Banyak anak-anak sebayanya pulang sekolah asik bermain game, tidur siang ataupun bercanda dengan orangtuanya. Namun gadis kecil yang masih duduk di kelas 3 SD ini berjuang membantu ekonomi keluarganya.
Anak sekecil ini harus ikut menanggung beban ekonomi keluarga yang dari hari ke hari semakin berat.
Azan magrib pun.memisahkan saya dan Amel, nama gadis kecil itu, yang tetap berpuasa meski panas dan lelah menderanya seharian.
Jakarta, 18 Ramadhan 1439H
#CatatanRamadhan”, tulis akun tersebut dalam unggahannya.
https://www.facebook.com/Elyudien/posts/1668378169882513
Postingan itu pun kemudian menjadi viral hingga telah dibagikan lebih dari 6,7 ribu kali dan mendapat beragam komentar dari netizen.
Harry Yanto, ” Ya Allah lgsg berlinang air mata.. teringat dgn seumuran anakku.. smga org tuanya diberikan hidayah.. tidak mempekerjakan anak yg bukan tangguangannya..”
Sallyma Naziha, ” Subhanallah malu hati rasanya sama anak sekecil itu yg gak mengeluh jalani hidupnya.”
Oktavianus Teguh P, “Kalau ga habis dimarahin bapak ? Itu bapaknya ngapain ? Kewajibannya menafkahi anak bukan mengeksploitasinya…membantu boleh tanpa memasung hak anak sampai pulang larut.”
Lala Anzzara, “Subhanallah..smoga reziki mu dilancarkan ya cantik…dan semoga telak jd anak yg sukses”
Puji Artinah, ” Saya pernah beli, PK uang 10 RB, dia ga punya kembalian kayaknya blm penglaris..kasian..anaknya cakep”