RANCAH POST – Keluarga miskin di Tangerang pasangan suami istri Arsad dan Yulianti ini tinggal di Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang.
Pasangan suami istri keluarga miskin di Kunciran tersebut memiliki 6 orang anak yang tidak bisa menempuh pendidikan karena tak memiliki administrasi untuk bisa bersekolah.
Selain itu, keluarga yang menempati gubuk tanpa listrik itu pun terpaksa memakana sisa makanan orang lain yang dibuang ke tempat sampah dan minum air comberan.
Menurut Camat Pinang, Agun Djumhendi, keluarga miskin di Pinang Tangerang itu tak memiliki kartu identitas seperti KTP dan Kartu Keluarga.
“Keluarga tak mampu ini ditipu oleh oknum yang mengaku petugas kelurahan. Mereka sudah menyerahkan uang sebesar Rp2 juta hasil menjual kapas untuk mengurusi KTP dan KK,” terang Agun, Rabu (2/5/2018) lalu.
Keluarga tak mampu di Tangerang itu mengurusi administrasi kependudukan karena ingin anak-anaknya bisa bersekolah.
Namun karena perbuatan oknum tidak bertanggung jawab, anak-anak keluarga miskin di Tangerang itu tak bisa sekolah.
“Saya akan mengrus kelengkapan administrasi keluarga itu, kami sedang menyelidiki dan sudah meminta keterangan terkait ciri-ciri dari oknum tersebut,” ucap Agun.
Selepas adiministrasi keluarga miskin di Tangerang itu diurus, Agun berharap anak-anak mereka bisa sekolah.
“Kami akan meminta bantuan kepada Dinas Perumahan, Dinas Pendidikan, dan Dinas Sosial supaya keluarga ini bisa hidup dengan layak,” tutur Agun.
Pengakuan mengejutkan disampaikan Arsad Arifin (45), kepala keluarga petani miskin di Tangerang. Arsad mengaku bahwa dirinya keturunan Sunan Kudus.
BACA JUGA: Kemiskinan Membuat Keluarga Ini Makan Kalajengking dan Tarantula
Jumat (4/5/2018), Arsad menyebut dirinya keturunan Sunan Kudus dari Raden Busola Wisastra, anak Raden Wijaya Perwata, tabib di Kerajaan Majapahit.
Bapak ibu saya Raden Busola Wisastra, dan Raden Busola Wisastra itu tabib sakti dari kerajaan Majapahit.