RANCAH POST – Kebijakan pemerintah ini benar-benar kontroversi dan bisa memicu kegaduhan.
Betapa tidak, pemerintah meminta kepada ulama untuk mengganti panggilan shalat alias azan di wilayahnya masing-masing dengan WhatsApp atau pesan teks.
Pemerintah menganggap bahwa panggilan shalat menggunakan pengeras suara bisa mengganggu kenyamanan warga sekitar.
Dilansir Myjoyonline, Rabu (11/4/2018), perintah untuk mengganti azan dengan WhatsApp tersebut disampaikan Kwabena Frimpong Boateng, Menteri Lingkungan, Sains, Teknologi dan Inovasi Ghana.
Menurut Boateng, polusi suara di Gahana akan berkurang dengan digantinya azan dengan WhatsApp atau pesan teks.
“Kenapa tidak ditransmisikan saja waktu ibadah itu menggunakan WhatsApp atau pesan teks,” kata Boateng.
Boateng menilai, panggilan ibadah akan lebih mudah apabila disiarkan melalui pesan teks seperti WhatsApp.
Bila waktu ibadah tiba, lanjut Boateng, sang imam cukup mengirimkan pesan bahwa waktu untuk beribadah sudah tiba.
Tak hanya menyasar masjid, imbauan kontroversial itu ditujukan kepada gereja-gereja yang ada di Ghana.
Boateng mengaku, dirinya sudah meminta kepada gereja untuk mempertimbangkan batasan panggilan ibadah yang bisa mengakibatkan polusi udara.
Meski demikian, Boateng sadar kalau imbauan seruan ibadah diganti pesan teks atau WhatsApp itu akan menimbulkan kontroversi.
Meski demikian, saran mengganti seruan ibadah dengan WhatsApp tersebut patut dipertimbangkan.
Tak jauh berbeda dengan Ghana, Parlemen Israel bahkan menyetujui RUU larangan pengeras suara pada Maret 2017 silam.
Jelas dengan disetujuinya larangan pengeras suara di Israel akan berimbas terhadap azan. Jika diberlakukan, kumandang azan akan dilarang sejak pukul 11 malam hingga pukul 7 pagi.
Kericuhan pun sempat terjadi ketika anggota Parlemen Israel yang berasal dari keturunan Arab merobek salinan yang mereka sebut dengan RUU Muazin.
BACA JUGA: Remix Suara Azan Jadi House Music Untuk Dugem, Klub Malam Tunisia Ditutup
Sebelum RUU larangan pengeras suara dibahas Parlemen Israel, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menerima keluhan dari warga terkait suara berlebih dari pengeras suara di sejumlah tempat ibadah.