RANCAH POST – Kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah alias ISIS menyatakan perang dengan salah satu organisasi perlawan Palestina, Hamas.
Pernyataan perang itu dideklarasikan ISIS pada saat Hamas tengah melakukan konforntasi dengan Israel setelah Trump mengklaim bahwa Yerusalem ibukota Israel.
Genderang perang ditabuh terhadap Hamas melalui sebuah video eksekusi yang terdeteksi oleh SITE Intelligence Group, yang merupakan lama komunitas intelijen global.
Dalam video dengan durasi sekitar 22 menit terlihat kelompok pimpinan Abu Bakar Al-Baghdadi itu menangkap seorang pria yang disebutkan sebagai mantan anggota ISIS asal Gaza.
Pria itu dianggap berkhianat kepada ISIS karena diduga memasok senjata kepada Hamas. Pada saat itu juga pria tersebut dieksekusi mati.
“Jangan menyerah dengan Hamas, gunakan bom, pistol dengan peredam, dan bom rakitan. Hancurkan tentara dan fasilitas milik mereka,” kata pria yang memegang pisau dalam video tersebut, dilansir Washington Post, Jumat (5/1/2018).
Kabarnya, pria tersebut merupakan Muhammad Al-Dajni, yang masuk dalam daftar pencarian pemerintah Gaza yang dikuasai Hamas.
Adapun pria yang dieksekusi mati oleh Dajni bernama Musa Abu Zamat, yang asalnya dari Gaza.
Sementara itu, keluarga dari Muhammad Al-Dajni menyatakan dengan tegas bahwa pihaknya tidak ada kaitannya dengan ulah putranya tersebut.
Kepada media, keluarga Al-Dajni mengaku terkejut dengan tindakan yang dilakukan terhadap warga Gaza tersebut.
Sebagaimana diketahui, konflik yang terjadi antara ISIS dan Hamas sebenarnya sudah berlangsung jauh-jauh hari sebelum Trump melontarkan klaim atas Yerusalem.
Tak hanya di Gaza, Hamas juga melakukan operasi memberantas ISIS di wilayah Sinai. Hal ini dilakukan Hamas untuk memperbaiki hubungan dengan pemerintah Mesir.
Hamas juga terus berusaha membongkar kedok ISIS lantaran kelompok radikal itu justru memerangi negara mayoritas Muslim, bukan memerangi Israel.