RANCAH POST – Dari data Komite Palang Merah Internasional (ICRC) diketahui wabah kolera sudah menginfeksi labih dari 1 juta penduduk Yaman dan semakin memprihatinkan.
Jumat (22/12/2017), Washintong Post melansir, selama 18 bulan terakhir sekitar 2000 orang meninggal dunia akibat penyakit kolera.
Tim medis pun tak kuasa menghentikan wabah kolera lantaran kurangnya pasokan obat-obatan, makanan, dan air bersih.
Kondisi itu pun semakin diperparah dengan adanya blokade yang dilakukan Arab Saudi sehingga menghambat batuan kemanusiaan untuk warga Yaman yang tengah dilanda konflik.
Kondisi semakin parah seusai blokade laut dan udara yang dilakukan Arab Saudi. Sebab, blokade itu menghambat pengiriman bantuan kemanusiaan untuk warga Yaman.
Namun laporan tersebut dipermasalahkan pemerintah koalisi Yaman yang menyebut laporan tersebut berlebihan. Hal ini tak lain lantaran tak ada catatan akurat mengenai wabah kolera itu.
“Tak mungkin ada data akurat mengenai wabah tersebut, itu terlalu berlebihan,” demikian pernyataan pemerintah koalisi Yaman.
Sementara itu, dikatakan Direktur Organisasi Kemanusiaan Oxfan, Shane Stevenson, pihaknya mengaku kaget melihat laporan wabah tersebut di Yaman.
“Saat ini penyakit itu sudah menginfeksi sekitar satu juta warga di sebuah negara, dan itu memalukan. Sejatinya kolera merupakan penyakit kuno yang mudah diobati,” tutur Shane, dilansir ABC News.
Dari asumsi Shane, wabah kolera di Yaman muncul akibat krisis berkepanjangan yang turut menghancurkan seluruh aspek kehidupan.
BACA JUGA: Penyebaran Penyakit Difteri Semakin Mengkhawatirkan, Pemerintah Dinilai Lamban
Bahkan dari temuannya, 16 juta lebih warga Yaman kekurangan pasokan makanan dan kekurangan air bersih. Jumlah tersebut akan semakin bertambah bila Arab Saudi tidak membuka blokade terhadap Yaman.
Perang telah menghancurkan segala aspek kehidupan di Yaman. Pemerintah harus segera mengambil tindakan guna mengatasi masalah ini.