RANCAH POST – Qualcomm sepertinya masih belum move-on dan masih menyimpan dendam terhadap Apple, yang dianggap melanggar sejumlah paten merek dalam hal pengembangan prosesor mobile.
Sebagaimana diketahui, saat ini prosesor Apple A11 Bionic saja sudah mampu melampaui Qualcomm Snapdragon 835, dan ini jelas masalah bagi mereka (Qualcomm).
Dan dalam rangka pembalasan ini, Qualcomm dengan giat melakukan berbagai usaha untuk memblokir peredaran produk Apple di China.
“Apple pakai teknologi kami, dan tidak mau bayar royalti,” ungkap perwakilan Qualcomm menandakan kekesalan perusahaan chip mobile tersebut.
Tudingan ini bahkan sudah masuk ke meja hijau, melalui tudingan pelanggaran hak intelektual pada 29 September 2017 kemarin.
Salah satu poin dalam gugatan ini memabahas mengenai ganti rugi yang diinginkan Qualcomm atau pemakaian teknologi mereka.
BACA JUGA :
- Xiaomi dan Qualcomm Kerja Sama Garap Snapdragon 845 untuk Mi7?
- Apple Siapkan Penerus iPhone X Berlayar 6,4 Inci Lengkap dengan Stylus Pen
Adapun paten yang digugat Qualcomm dalam hal ini adalah teknologi pengolahan daya dan Force Touch. Dan mereka juga menambahkan, bahwa gugatan ini cuma segelintir dari teknologi mereka yang dipakai seenaknya oleh Apple.
Adapun pihak Apple sendiri enggan mengakui tuduhan dari Qualcomm. Perusahaan yang bermarkas di Cupertino itu berdalih, bahwa selama kerja sama mereka bertahun-tahun (dengan Qualcomm), tak pernah satupun dari paten yang digugatkan mereka diskusikan.
Keputusan Qualcomm untuk menggugat Apple di China ini memang bisa dikatakan brilian. Karena jika sampai perusahaan berlogo Aple tersebut kalah, maka mereka akan mendapat kerugian yang tidak sedikit.
Mengingat pasar China merupakan salah satu peminat terbesar Apple. Dan merupakan market penting bagi perusahaan asuhan Tim Cook ini.
Sejauh ini masih belum ada kepastian, dari arah perjalanan gugatan Qualcomm di China.
Perseteruan antara dua perusahaan penting d sektor smartphone ini berawal setahun belakangan. Dimulai ketika Apple menggugat Qualcomm, atas tuduhan monopoli dengan menyalahgunakan posisinya sebagai pemasok chipset terbesar di pasar smartphone.