RANCAH POST – Kedekatan Android dan malware memang sudah tak bisa dipungkiri lagi, meski demikian, Google tetap tidak menyerah, dengan terus mengasah pedang pelindung untuk platform Android.
Mulai dari sistem antivirus, proteksi, hingga pemilahan yang ketat, agar aplikasi yang disusupi virus tidak tercampur di Play Store. Salah satu fitur yang cukup bisa diandalkan adalah Google Play Protect.
Selain memeriksa aplikasi sebelum diunggah developer, fitur ini juga hadir untu melakukan pemeriksaan sebelum dan sesuah aplikasi diunduh dan diinstall dari Play Store.
Namun masih ada saja virus yang lolos dari pengamanan berlapis Google ini. Sebagaimana diungkap perusahaan keamanan digital, Check Point, bahwa mereka kembali menemukan adanya sejumlah aplikasi tercemar virus, berkeliaran di Play Store.
Dan tak main-main, jumlah aplikasi yang di cap berbahaya ini mencapai 50 aplikasi. Parahnya lagi, aplikasi tersebut telah diunduh hingga lebih dari 1 juta hingga 4,2 juta kali oleh pengguna.
BACA JUGA : Cara Mengaktifkan dan Mematikan Google Play Protect di HP Android
Adapun cara kerja malware yang menyamar sebagai aplikasi wallpaper dan edit foto gratis tersebut, diam-diam akan akan mendaftarkan pengguna ke layanan berbayar tertentu. Kemudian mengirim pesan teks palsu, yang berisi meminta korban membayar sejumlah uang.
Selain malware penipu itu, ada pula yang dikenal dengan nama ExpensiveWall, yang merupakan jenis malware baru yang ditemukan McAfee di Play Store Google awal Januari tahun ini.
Tnetu saja Check Point juga langsung melaporkan temuannya ini ke pihak Google untuk ditindak lanjuti. Dan sekarang semua aplikasi yang mereka temukan sudah dihapus.
BACA JUGA : Inilah Jenis Aplikasi Antivirus Untuk Android
Namun sayang, pengguna yang terlanjur mengunduh tampaknya bakal sulit, untuk keluar dari jeratan malware tersebut, khususnya dari jeratan ExpensiveWall.
Adapun hal paling memprihatinkan selain adanya malware di Play Store ini, adalah ketidak mampuan Google Play Protect untuk mengenali jenis malware tersebut. Jelas ini berbahaya bagi pengguna awam khususnya.