RANCAH POST – Pemandangan unik terlihat dalam proses pemberangkatan calon jemaah haji KBIH Al Munawaroh Cilacap, Rabu (9/8/2017) malam kemarin.
Ya, calon jemaah haji yang berjumlah 45 orang tersebut terlihat mengenakan caping yang dicat dengan warna hijau terang untuk dikenakan di tanah suci nanti.
Caping yang dibawa calon haji itu, sebagaimana dikatakan Sekretaris KBIH Al Munawaroh, KH Mahdum Husnan Alhafidz, dimaksudkan untuk melindungi jemaah dari teriknya matahari.
Bukan itu saja, tudung bundar itu pun akan menjadi sarana untuk mengenalkan budaya pertanian di Indonesia kepada semua jemaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia.
“Dunia biar tahu bahwa sebagian besar jemaah calon haji asal Indonesia itu petani, dan caping yang digunakan itu sebagai pelindung ketika petani di sawah,” ujar Mahdum.
BACA JUGA: Teriak ‘Allahu Akbar’, Jemaah Haji Ini Mengaku Melihat Malaikat Jibril di Ka’bah
Penggunaan caping yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi jemaah haji asal KBIH Al Munawaroh itu bermula ketika pendiri KBIH, KH Hafidz, menceritakan bahwa orang-orang Arab sangat antusias dengan tudung petani itu.
Ada orang Arab yang ingin membelinya. Bahkan jemaah haji dari negara lain ada yang penasaran dengan benda yang dipakai KH Hafidz. Menurut mereka, itu atribut haji yang unik.
“KH Hafidz kalau ke sana pasti bawa caping, biasanya jadi rebutan. Pulang haji sudah tak ada karena sudah diminta oleh orang-orang di sana,” kata dia.
“Caping itu tidak akan dipakai selama melaksanakan rukun haji semisal thawaf yang memang melarang pemakaian tutup kepala,” lanjut dia.
Pihak KBIH sendiri sudah melakukan komunikasi dengan pihak kementerian agama. Hal itu bukan persoalan lantaran mereka menggunakan fasilitas ONH Plus dan caping dinilai bukan sebagai barang yang membahayakan.