RANCAH POST – Mosul merupakan salah satu kota di Irak dengan penduduk yang mencapai 1.739.800 jiwa.
Di Irak, Mosul yang terletak 396 kilometer dari utara Baghdad itu merupakan kota terbesar ketiga setelah Basra dan Baghdad.
Di Irak pula, Mosul menjadi salah satu wilayah yang dikuasai kelompok radikal ISIS pimpinan Abu Bakr Al Baghdadi.
Namun beberapa waktu yang lalu, sebagaimana diceritakan akun Alto Luger melalui postingan pada Facebook, kota tersebut baru sepuluh hari dibebaskan dari kontrol ISIS.
Warga pun harus merasakan penderitaan yang luar biasa manakala dulu ISIS bercokol di kota itu.
Mulai dari makan tepung mentah, kekurangan air, hingga harus menjadikan anjing dan kucing sebagai bahan makanan karena tak ada sumber makanan yang lain.
BACA JUGA: Derita Warga Suriah, Makan Hewan Piaraan Hingga Harga Beras Rp 3,5 Juta/Kg
Berikut postingan Alto Luger sebagaimana dikutip Rancah Post, Rabu (14/6/2017).
Mosul 12 – 13 Juni
Dua hari berturut-turut saya berada di Mosul, tepatnya di kawasan Al-Tawrah di Mosul Barat.
Daerah ini baru sekitar 10 hari yang lalu berhasil dibebaskan dari kontrol Islamic State (ISIS) Ini termasuk daerah yang padat penduduknya sebelum dan saat dikuasai oleh ISIS.
Sekarang, daerah ini kosong melompong. Rumah-rumah hampir 90% hancur dengan bekas rudal, ledakan dan berlobang karena tembakan senapan mesin. Jarak dari daerah ini ke daerah yang masih dikuasai ISIS hanya sekitar 1.5 kilometer saja.
Bau jenazah masih bisa tercium. Menurut penduduk setempat yang sudah kembali, masih banyak rumah kosong yang didalamnya terdapat mayat anggota ISIS yang tewas saat bertempur melawan pasukan Iraq dan koalisi. Bahkan potongan jenazah salah satu anggota ISIS yang dibakar masih bisa terlihat tergeletak di pinggir jalan dan diperkirakan adalah anggota ISIS yang berasal dari luar Iraq.
Di atas kepala, helikopter tempur berulang kali melakukan serangan roket dan tembakan ke arah kota tua (Old City) Mosul, dimana ISIS pertama kali dideklarasikan oleh Abu Bakr Al-Baghdadi pada Juni 2014 lalu.
Salah satu ibu yang saya temui menceritakan bagaimana waktu ISIS menguasai daerah ini, mereka tidak bisa mendapatkan makanan yang layak, sehingga hampir setahun mereka cuma makan tepung yang dicampur air dan dimasak/digoreng. Saat operasi militer untuk membebaskan Mosul Barat dari ISIS, mereka kehabisan air dan terpaksa hanya bisa makan tepung mentah saja. Seorang bapak lain menyatakan mereka terpaksa makan rumput untuk bertahan hidup saat operasi militer merebut kota ini dari ISIS beberapa bulan lalu, dan saat musim dingin di awal tahun, mereka terpaksa membakar kayu-kayuan bahkan perabot rumah untuk menjadi pemanas bagi rumah mereka. Bahkan anjing dan kucing yang dipelihara pun dijadikan makanan, karena tidak ada sumber makanan lain.
Sungguh tragis kehidupan masyarakat di Al-Tawrah ini. Inilah nasib dari orang-orang – the silent majority – yang membiarkan ISIS masuk dengan ideologi radikalnya. Saat ini penyesalan mereka pun datang terlambat. Ketidak pedulian mereka dibayar sangat mahal dengan kelaparan, kematian, dan kehilangan harga diri karena kehidupan mereka yang berubah seperti binatang di kandang.
Salam dari Mosul,