RANCAH POST – Menurut keterangan militer Filipina, semenjak Desember 2016 milisi Abu Sayyaf sudah mengeksekusi satu dari empat nelayan Filipina yang mereka sandera.
Eksekusi itu dilakukan dengan cara memenggal kepala sandera yang dianggap menghambat pergerakan karena kondisinya yang sakit-sakitan.
Disebutkan Komandan Militer Pulau Jolo Filipina, Brigadir Jenderal Cirilito Sobejana, sandera yang dipenggal oleh milisi tersebut adalah Noel Besconde.
Besconde yang merupakan seorang kapten kapal iti dihabisi di salah satu hutan yang tak jauh dari Patikul, Kamis pekan kemarin.
Besconde diculik bersama dengan tiga awak kapal ketika berlayar tak jauh dari Laut Sulawesi oleh milisi Abu Sayyaf yang berafilisiasi dengan ISIS tersebut.
“Alasan dia dipenggal kerena dianggap menghambat pergerakan mereka, kita tahu bahwa mereka itu sanga mobile dan kita tengah memburunya,” ucap Sobejana, Senin (17/4/2017).
Kendati Besconde disebutkan telah dipenggal, tubuhnya belum ditemukan. Meski demikian, video pemenggalan Besconde sudah diterima militer Filipina.
Milisi Abu Sayyaf, lanjut Sobejana, meminta uang tebusan sebesar USD60.500. Namun permintan itu diabaikan pemerintah Filipina yang bersikukuh dengan kebijakan tidak membayar tebusan kepada penculik.
Sampai sekarang, kelompok teroris Abu Sayyaf masih menahan tiga kru kapal lainnya dan sejumlah warga asing di Pulau Jolo yang merupakan pulau utama dari Provinsi Sulu.
Setahun silam, sandera bernama John Ridsdel dan Robert Hall asal Kanada mengalami hal serupa dengan Besconde. Begitu juga dengan Jurgen Kantner asal Jerman yang dipenggal Abu Sayyaf karena tak membayar tebusan sebesar USD600.000.