RANCAH POST – Serangan senjata kimi berupa gas sarin yang disebutkan dilancarkan pasukan pemerintah Suriah di Provinsi Idlib rupanya membuat geram Presiden AS Donald Trump.
Trump menyebut ulah Assad tersebut sudah ‘melampaui batas’. Serangan gas sarin itu memicu Amerika Serikat meluncurkan rudal Tomahawk ke sebuah pangkalan udara di Suriah.
Dilaporkan lima tentara Suriah tewas dalam serangan yang diarahkan ke pangkalan udara Shayrat. Serangan rudal Tomahawk itu disinyalir hampir memporak-porandakan seluruh pangkalan udara itu.
Serangan 59 rudal Tomahawak itu diluncurkan dari dua kapal perang milik Amerika Serikat, USS Porter dan USS Ross, yang siaga di Laut Mediterania.
Serangan rudal itu diarahkan secara terukur ke pesawat tempur, landasan, dan pengisian bahan bakar pesawat.
“Kejadian kemarin (serangan gas sarin) tak bisa diterima oleh saya, itu mengubah sikap saya terhadap Assad dan Suriah,” ucap Donald Trump kepada sejumlah awak media, dilansir Reuters, Kamis (6/4).
Sebelumnya, sejumlah analis, pengamat, dan diplomat menuding bila pasukan Bashar Assad dan sekutunya, Rusia, yang menjadi pelaku serangan senjata kimia di Suriah.
Namun tudingan itu dibantah tegas oleh Rusia, begitu juga pemerintah Bashar Assad yang menyanggah telah menggunakan senjata kimia dalam perang sipil yang terjadi dalam kurun waktu 6 tahun itu.
Pemerintah Rusia melalui kementerian pertahanannya menyebutkan bahwa jatuhnya korban jiwa dari warga sipil itu diakibatkan serangan jet tempur pemerintah terhadap pabrik yang berisikan persediaan senjata kimia milik pemberontak.