RANCAH POST – Sedikitnya 86 orang, 30 di antaranya anak-anak, dilaporkan menjadi korban dalam serangan senjata kimia di kota Khan Sheikhun, Suriah.
Serangan senjata kimia di Provinsi Idlib tersebut terjadi Selasa (4/4/2017) kemarin. Pemerintah Suriah dituding menjadi dalang serangan kimia yang menelan banyak nyawa tersebut. Namun hal itu dibantah.
“20 orang wanita tewas. Korban akan terus bertambah dengan adanya korban yang belum ditemukan,” ujar Syrian Observatory for Human Rights, organisasi pemantau konflik Suriah, Kamis (6/4/2017).
Kecaman pun dilontarkan dunia internasional. Rabu (5/4/2017), DK PBB menggelar rapat khusus membahas serangan kimia itu, resolusi mengecam Rezim Suriah pun disusun. Namun Rusia yang menjadi sekutu Suriah, mengeluarkan hak veto.
Rusia mengklaim, meski serangan udara terjadi di Khan Sheikhun, zat kimia itu justru berasal dari gudang penyimpanan senjata milik pemberontak.
Hanya saja klaim Rusia itu dibantah pihak pemberontak. Fateh al-Sham Front, kelompok pemberontak setempat berjanji akan membalas serangan senjata kimia mematikan tersebut.
Sementara itu, WHO menyebutkan bahwa korban serangan senjata kimia di Suriah mengalami gejala terpapar gas senyawa sarin dan klorin. Paparan gas yang menyebabkan gangguan pada saraf manusia itu bisa berakibat fatal.