RANCAH POST – Teror meledaknya smartphone Samsung Galaxy Note 7 telah merebak di seluruh dunia pada tahun lalu. Hal ini, memaksa Samsung untuk menarik semua perangkat dari peredaran karena mengancam keselamatan pengguna. Setelah dilakukan investigasi, Samsung pun resmi mengumumkan hasilnya pada hari ini.
Samsung telah melakukan investigasi secara menyeluruh selama berbulan-bulan guna menyelidiki semua aspek dari Galaxy Note 7, mulai dari hardware, software, proses perakitan, dan lain sebagainya. Investigasi telah melibatkan 700 insinyur Samsung untuk menguji 200 ribu unit lebih perangkat Note 7, serta 30 ribu unit baterai untuk mendemonstrasikan insiden yang dialami para pengguna, seperti baterai overheat dan kegagalan thermal.
Namun, Samsung telah mengklaim bahwa faktor desain, hardware, dan software yang disematkan pada perangkat Galaxy Note 7 tidak menjadi penyebab rusaknya unit baterai. Melainkan, baterai Samsung Galaxy Note 7 itu sendiri yang menjadi sumber ledakan.
Samsung Galaxy Note 7 sendiri melenggang resmi tahun lalu dengan dibekali baterai dari dua pemasok berbeda, Samsung SDI dan Amperex Technology. Dan, Samsung telah menemukan bahwa kedua jenis baterai tersebut dianggap cacat.
Samsung juga sudah mengkonfirmasi, bahwa hingga saat ini, proses penarikan perangkat Galaxy Note 7 sudah mencapai angka 96 persen dari sekitar 3 juta unit Galaxy Note 7 yang telah terjual di seluruh dunia.