RANCAH POST – Musim liburan sudah tiba, maka dapat dipastikan hampir di semua objek wisata akan ramai bejubel dikunjungi warga. Para pedagang di tempat-tempat wisata pun akan panen dagangan yang diserbu pengunjung. Namun, bagaimana jadinya jika ada pedagang nakan yang seenak udel pasang harga lain dari biasanya?
Salah seorang netizen bernama Aizzatun Nada curhat di media sosial Facebook pada hari Senin (26/12), mengutarakan rasa yang mengganjal setelah merasa ‘dipalak’ oleh salah satu warung makan yang ada di objek wisata Bandengan, Jepara.
Tak hanya mengeluarkan unek-unek berupa kata-kata, Nada pun menunggah beberapa foto termasuk nota makan termahal di salah satu warung di Bandengan tempat ia makan ikan bakar bersama keluarga pada hari Minggu (25/12) lalu.
Perhatian netizen memang tertuju pada nominal yang ada di nota makan yang mencapai total Rp2,3 jutaan. Jika dirinci, seperti dikutip dari nota, terdiri dari 2 teko es teh seharga Rp99.000, 2 teko es jeruk seharga Rp190.000, 1 teko teh hangat Rp49.500, 3 kerang tumis seharga Rp195.000, 20 ekor ikan bakar seharga Rp1.200.000, 2 ekor ikan kerapu seharga Rp250.000, 4 bakul nasi seharga Rp238.000, 1 bungkus LA seharga Rp23.000, dan terakhir 1 teko es jeruk seharga Rp59.500. Total menjadi Rp2.304.000.
Namun yang bikin penasaran netizen dari nota makan tersebut ada di bagian atas, dimana tertulis untuk 2 teko es jeruk dibanderol Rp190.000. Sedangkan di bagian paling bawah, tertulis satu teko es jeruk yang hanya dilego Rp59.500. Artinya, jika membeli 2 teko sekaligus akan lebih mahal dibanding memesan satu teko?
Lebih lengkapnya, berikut curhatan Aizzatun Nada sebagaimana dikutip Rancah Post dari Facebook di bawah ini.
Ini cerita sy, tgl 25 des 2016 saya & keluarga refresh ke JOP,
Kmdn sepakat cari menu ikan bakar di bandengan karna sy punya langganan yg enak masakannya & rasa ikan bakarnya yg khas. Berhubung di langganan rame, sy & suami cari tempat lain yg lumayan tdk begitu rame pembelinya, karna kita berharap segera dilayani, mengingat anak2 sdh lapar karna terkuras tenaga utk berenang & main2 di wahana jop. Nyampe di lokasi langsung pesan2 minum, sdgkn suami cek ada ikan apa aja, biasanya ada kepiting, atau pun sea food lain.Kebetulan sy lgs duduk di gazebo tdk ikut ke belakang (tempat ikan). Akhirnya dapat ikan seadanya, yaitu kakap yg super kecil.. yg klo di undaan adl sebesar keprek / wader kecil sekali. Menunggu minuman 60 menit.. menunggu Makanan / ikan bakar 1.5 jam.
Datanglah 3 piring kerang yg sebagian rasanya kurang fresh, kmdian datang ikan bakar yg cm di bakar saja tanpa kecap tanpa garam..
kemudian datang nasi 4 bakul kecil2..
karna sdh lapar, Bismillah makanlah kita semua, suapan yg pertama aneh rasanya… nasinya keras bgt.. yg kata kakak saya ini nasi “karak”. Apalagi yg lainnya sungguh tdk layak di suguhkan, padahal sekali lg.. saya adl pembeli bukan meminta…
Semoga penjualnya tau & baca tulisan sy ini..
Ibu yg jual sy ajak ngobrol ttg menu, berapa harga perkilo tdk bisa jawab, malahan terkesan arogan tdk menghargai pembeli.Harapan sy semoga tdk ada lg penjual yg suka main harga lg.. Mau berapapun saya bayar.. yg penting pelayanan dan servis memuaskan.
Sedikit sombong ya.. utk yg kemarin.. baru nominal 2****** saja misalkan 10****** akn sy bayar jika itu realistis.
Kejadian seperti ini memang kerap terjadi saat musim liburan tiba, Anyer pun sempat geger dengan kwitansi makan selangit beberapa waktu lalu. Namun berbeda kasus dengan makan malam para boss yang mencapai hampir seratusan juta. Bagaimana ceritamu?