RANCAH POST – Hari ini warga Nangroe Aceh Darussalam memeperingati terjadinya tsunami Aceh yang nyata-nyata meluluhlantakan tempat mereka berpijak. Sejak pagi hari, warga beramai-ramai mendatangi kuburan massal untuk berziarah dan mendoakan saudara mereka yang turut menjadi korban.
Di kuburan massal Ulee Lheue, Banda Aceh, warga terlihat duduk bersila sembari membaca surat Yasin. Terlihat linangan air mata saat mereka mendoakan saudara mereka yang menjadi korban tsunami Aceh. Ziarah tersebut dilakukan sebelum warga mengikuti pelaksanaan upacara peringatan tsunami yang berpusat di Masjid Baiturrahim Ulee Lheue, Banda Aceh.
Nurlali, seorang warga mengutarakan, dirinya kerap berziarah ke kuburan massal itu tiap tahunnya dan mendoakan anak-anak dan saudaranya menjadi korban dalam tsunami Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 silam tersebut. “Ketika tsunami terjadi, anak kedua dan ketigsa saya meninggal dunia. Sedangkan anak saya yang pertama dan suami berhasil selamat. Dulu kami tinggal Ulee Lheue, sekarang sudah pindah ke Panteriek,” kata Nurlali, Senin (26/12/2016).
Adapun sebagaimana dikatakan Soedarmo, Plt Gubernur Aceh menyebutkan bahwa peringatan 12 tahun tsunami Aceh bukan untuk membuka kesedihan, tapi bertujuan membangkitkan semangat dan menyadarkan supaya warga lebih peduli dengan lingkungannya dan meningkatkan pengetahuan warga tentang bencana. “Semoga momentum ini mendorong supaya meningkatkan kewaspadaan akan bencana,” ujar dia.
Sementara itu, dalam peringatan tsunami Aceh kali ini, Pemprov Aceh menginstruksikan pengibaran bendera dilakukan setengah tiang, baik itu di instansi pemerintah, swasta, maupun rumah-rumah warga. Selain itu, tanggal 26 juga ditetapkan sebagai hari libur daerah.