RANCAH POST – Aksi 4 November yang awalnya berjalan damai akhirnya berujung dengan kerusuhan. Dalam kerusuhan 4 November itu, sedikitnya 23 orang ditangkap aparat. Mereka diduga sebagai provokator dalam kejadian tersebut. 15 orang dibekuk aparat Polres Jakarta Utara, sedangkan 8 orang lainnya ditangkap di Monas.
Disebutkan Mabes Polri, ada 10 orang lainnya yang diduga menjadi provokator dalam kerusuhan 4 November. Kebanyakan dari mereka adalah warga yang berasal dari luar Jakarta. “Mereka masih diperiksa dan diduga sebagai provokator. Sepuluh orang lainnya sedang dalam pemeriksaan,” kata Irjen Boy Rafli Amar, Kadiv Humas Mabes Polri, Sabtu (5/11/2016).
Mereka yang diduga menjadi provokator dalam kerusuhan 4 November ini kebanyakan masih berusia muda, ada juga yang sudah berusia 38 tahun. “Ada yang usianya 16 tahun, 20 tahun, 21 tahun, 25 tahun, 24 tahun, dan 17 tahun. Ada dari NTB, mereka pendatang yang hadir dalam unjuk rasa tersebut,” ucap Boy.
Mulanya, sebagaimana diterangkan Boy, aksi berlangsung dengan tertib. Namun karena ada kelompok tertentu yang mempunyai agenda melakukan kerusuhan, kerusuhan 4 November pun tak bisa dihindari. “Ada yang pelaku penyerangan dengan bambu runcing, botol dan batu yang dilempar ke arah petugas.
Dalam kerusuhan 4 November itu, terhitung ada 21 kendaraan milik TNI dan Polri, termasuk mobil milik pejabat TNI. Tiga kendaraan di antaranya bahkan dibakar massa. “Ini kendaraan dinas milik negara, uang rakyat juga,” katanya.
Sementara itu, Presiden Jokowi menuding bahwa kerusuhan 4 November ini didalangi aktor politik yang memanfaatkan keadaan. Jokowi pun memberikan apresiasinya kepada peserta unjuk rasa yang melakukan aksi demonstrasi dengan damai, tertib, dan sesuai dengan iklim demokrasi.
Terima kasih kami sampaikan kepada ulama, kyai, habaib, ustadz yang telah memimpin umatnya yang menyejukan. Sehingga sampai Maghrib berjalan dengan tertib dan damai.