RANCAH POST – Sebagaimana dinyatakan BPBD Provinsi Jawa Barat, banjir yang melanda sedikitnya tujuh kecamatan di Garut Jawa Barat merupakan banjir yang terparah dan terbesar.
Bagi Garut, banjir memang sudah menjadi langganan. Namun banjir bandang Barut kali ini merupakan yang paling parah yang mengakibatkan 20 orang meninggal dunia, belasan orang hilang, dan puluhan lainnya menderita luka-luka serta memaksa ratusan warga lainnya mengungsi. Bukan itu saja, akibat banjir bandang Garut ini, 633 unit rumah turut terendam banjir dan 57 unit lainnya ikut terseret arus.
“Pencarian korban hilang kami lakukan bekerja sama dengan SAR, BPBD Garut, Basarnas, dan dibantu pula oleh aparat TNI/Polri dikarenakan jumlah korban bisa saja bertambah,” papar Haryadi Wargadibrata, Kepala BPBD Jawa Barat, Rabu silam.
Banjir bandang Garut susulan bisa saja terjadi, terlebih jika hujan turun dengan deras. Oleh karenanya, pihaknya mengimbau agar warga tetap waspada. Seandainya hujan deras turun, warga akan diungsikan ke Makorem 062 Garut.
Mesi banjir bandang Garut ini sangat parah dan merupakan yang terbesar, BPBD Garut Jawa Barat sendiri belum menentukan status darurat. Adapun bantuan logistik yang diberikan kepada pengungsi berupa matras, makanan siap saji, selimut, serta keperluan lainnya.
Diberitakan sebelumnya, guyuran hujan deras yang terjadi Selasa (20/9/2016) malam di Garut Jawa Barat sekitar pukul 21.00 WIB rupanya menyebabkan banjir bandang di Garut. Akibatnya, puluhan rumah yang berada di bantaran sungai Cimanuk pun roboh dan terbawa aliran banjir.
Tak hanya itu saja, banjir bandang Garut ini pun memaksa sejumlah pasien di RSUD dr. Slamet mengungsi. Begitu juga dengan Polsek Tarogong Kidul yang ikut terendam hingga pukul 01.00 WIB. Selain kendaraan yang dilarang melalui beberapa jembatan, petugas kepolisian juga menutup ruas jalan menuju Garut Kota dari Tarogong.