RANCAH POST – Bagi para penggemar pewayangan, terutama kesenian wayang golek pastinya sadar bahwa hari ini bertepatan dengan hari lahirnya Asep Sunandar Sunarya yang merupakan salah satu tokoh sekaligus icon kesenian wayang golek di Indonesia.
Pemuda sunda ini bisa dikatakan merupakan salah satu tokoh kesohor pewayangan Indoensia, khususnya dalam kesenian wayang golek. Nyaris tidak ada penggemar wayang golek yang tidak mengenal namanya, sebagai salah satu dalang legendaris, seorang komedian dan seniman ternama. Yang juga dikenal dengan berbagai nama seperti Ki Asep Sunandar Sunarya atau Eyang Abiyasa di radio.
Selain dengan lawakan yang benar-benar mampu mempelintir perut dan gaya men-dalang yang cukup unik, Asep Sunandar juga merupakan seseorang yang memegang peranan dan jasa penting dalam mempopulerkan nama tokoh Si Cepot di dunia pewayangan. Guyonan, sindiran, nasehat dan banyak hal lain mampu ia sampaikan melalui tokoh wayang berwajah merah ini dan beberapa tokoh lain ciptaannya.
Kehidupan Asep Sunandar Sunarya
Namun siapa sangka, justru di balik popularitasnya tersebut, seorang Asep Sunandar Sunarya memiliki kisah hidup yang amat berliku dan penuh dengan cerita.
Asep Sunandar Sunarya lahir pada tanggal 3 September 1955 silam di Bandung dari pasangan suami-istri Tjutjun Jubaedah dan Abeng Sunarya. Ia merupakan anak ke-7 dari 13 bersaudara. Dan darah seni yang ia miliki rupanya berasal dari sang ayah yang juga dikenal sebagai Abah Sunarya yang merupakan seorang dalang andal dan cukup tersohor di masanya.
Namun kisah Asep Sunandar Sunarya ini cukup rumit dan penuh drama. Dimana karena mimpi sang ibu, ia terpaksa harus lahir tanpa nama dan dibesarkan oleh sang bibi tercina, Ma Jaja. Setidaknya hingga usianya menginjak 16 tahun dimana ia kembali dipertemukan dengan kedua orang tuanya dan harus menerima identitasnya sendiri sebagai seorang Asep Sunandar Sunarnya. Pertemuan ini pulalah yang memberikan banyak perubahan pada kehidupak Asep, yang harus meninggalkan panggilan lamanya sebagai Asep Sukana. Jika ingin tahu lebih jelas mengenai kisah hidup Asep Sunandar Sunarya, bisa Anda lihat di Wikipedia Asep Sunandar Sunarya.
Prestasi Asep Sunandar Sunarya
Pada tahun 1978 ia berhasil menjadi juara Dalang Pinilih I tingkat Jawa Barat pada Binojakrama padalangan di Bandung. Kemudian di tahun 1982, ia terpilih kembali meraih juara pinilih I lagi di Bandung. Dari 1982 smpai tahun 1985 Asep Sunandar Sunarya menjalin kontrak rekaman dengan SP Record dan Wisnu Record. Kemudian di tahun 1985, ia dinobatkan sebagai Dalang Juara UMUM tingkat Jawa Barat pada Binojakrama Padalangan di Subang dan berhak memboyong Bokor Kencana sebagai lambang supremasi padalangan Sunda Jawa Barat.
Tahun 1986 Asep Sunandar Sunarya mendapat mandat dari pemerintah sebagai duta kesenian, untuk terbang ke Amerika Serikat. Dan masih pada tahun yang sama, Dian Record mulai merekam karya-karya Asep Sunandar dalam bentuk kaset pita.
Tahun 1993 Asep Sunandar Sunarya diminta oleh Institut International De La Marionnette di Charleville, Perancis, sebagai dosen luar biasa selama dua bulan dan ia diberi gelar profesor oleh masyarakat akademis Perancis.
Kemudian di tahun 1994, Asep Sunandar Sunarya memulai pentas di luar negeri, seperti di Inggris, Belanda, Swiss, Perancis, dan Belgia. Lalu tahun 1995, ia mendapat penghargaan bintang Satya Lencana Kebudayaan. Hingga saat ini, tidak kurang dari 100 album rekaman (termasuk bobodoran) yang sudah dihasilkan Asep Sunandar Sunarya. Bahkan ia juga pernah dipercaya oleh salah station tv swasta untuk memandu sebuah program khusus bertajuk Asep Show.
Asep Sunandar Sunarya dikenal sudah beberapa kali menikah dan bercerai, bahkan pernah berpoligami. Diluar itu semua, prestasi yang diraih seorang Asep Sunandar Sunarya tentunya tidak bisa diremehkan. Sehingga pantas jika Google Doodle hari ini sampai mengangkat hari lahir Asep Sunandar Sunarya sebagai tema doodle merka.
Asep Sunandar Sunarya meninggal pada 31 Maret 2014 lalu karena penyakit jantung yang dideritanya. Ia wafat pada saat perjalanan menuju rumah sakit Al-ihsan Bandung.