RANCAH POST – Tiga bulan setelah beredar di bioskop, film ADA APA DENGAN CINTA 2 kini sudah bisa ditonton via gadget dengan menggunakan aplikasi Streaming on Demand. Jeda ini pasti menimbulkan pertanyaan, mengingat di Indonesia film layar lebar belum terbiasa rilis dalam bentuk yang lain dengan rentan waktu yang begitu cepat.
Tidak sepenuhnya setuju, Dian Sastrowardoyo mengatakan jika perilisan ini termasuk cara yang adil. Dian menilai bila hal ini lebih baik daripada muncul dalam versi bajakan dengan kondisi yang memprihatinkan sampai merugikan pihak pembuat film.
“Rilis on demand ini bukanlah hal yang ironis. Mbak Mira selaku produser pasti telah berpikir dalam jangka waktu yang panjang. Saya malah melihatnya adil, muncul di platform yang resmi dengan perjanjian yang jelas, daripada hadir dalam bentuk DVD bajakannya,” ucap Dian ketika ditemui di peluncuran AADC 2 untuk aplikasi HOOQ, di kawasan Menteng, Jakarta Timur, Selasa (26/7).
Di zaman yang modern ini perkembangan teknologi memang bergerak begitu cepat. Era dimana dunia berada dalam genggaman tangan seperti sekarang ini, Dian menganggap wajar apabila perilisan versi streaming on demand ini dipilih karena begitu dinamis dan juga menguntungkan.
“Dulu mungkin wajar kalau produser memperlama film untuk tayang selain di bioskop. Tapi untuk sekarang berbeda, kita harus membuka mata akan kecanggihan teknologi yang ada. Akan jauh lebih baik jika bisa diakses secara legal daripada secara ilegal,” terangnya.
Pihak HOOQ sendiri telah memastikan bahwa film tidak akan bisa diunduh serta disebarluaskan selain ditonton melalui aplikasi ini. Karena setiap film ataupun serial yang tersedia sudah mempunyai pengamanan digital yang ketat.