BERITA TASIKMALAYA, RANCAH POST – Kota Tasikmalaya, sebagaimana dinyatakan KPAD (Komisi Perlindungan Anak Daerah) Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, belum menjadi kota yang layak bagi anak-anak. Indikatornya, yaitu masih tingginya angka kekerasan terhadap anak.
Dari bulan Januari hingga bulan Juli 2016 saja, sedikitnya tercatat 25 kasus kekerasan terhadap anak. Namun demikian, kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi tersebut sudah mendapatkan penanganan hukum.
Diprediksi Eki Sirojul Baehaqi, kasus kekerasan terhadap anak yang tidak dilaporkan lebih banyak jumlahnya. Hal ini dikarenakan masih kurangnya kesadaran serta pengetahuan masyarakat maupaun orang tua itu sendiri.
“Dilihat dari minimnya sarana atau taman bermain anak, di angkutan umum orang dewasa masih saja tetap merokok padahal ada anak-anal, ini menjadi indikator bahwa Kota Tasikmalaya belum layak anak,” ujar Ketua KPAD Kota Tasikmalaya Jawa Barat itu disela-sela peringatan Hari Anak Nasional, Minggu (24/7/2016).
Dalam peringatan Hari Anak Nasional yang digelar dalam car free day tersebut, KPAD Kota Tasikmalaya berharap semua pihak berbenah dan semakin peduli kepada anak-anak dengan cara mendorong tersedianya berbagai fasilitas yang akan membuat anak-anak merasa nyaman.
Sementara itu, guna mengantisipasi terjadinya kekerasan anak, Noneng, Kabid PP BPMKB Pemkot Tasikmalaya terus menggenjot berbagai program pembinaan terhadap keluarga.
“Permasalahan ini dimulai dari keluarga, makanya pemahaman diberikan kepada mereka dalam setiap acara. Kami akui memang kasus kekerasan terhadap anak masih terjadi dan dilaporkan, hingga penanganan dan pengawasan kami lakukan,” ucap Noneng.