RANCAH POST – Artis media sosial dari Pakistan, Qandeel Baloch, dikabarkan tewas. Model cantik ini diduga dibunuh oleh saudara laki-lakinya demi kehormatan keluarga karena komentar-komentar dan juga foto-fotonya di media sosial.
Menurut kepala kepolisian setempat, Azhar Akram, Baloch ditemukan dalam keadaan tewas di rumahnya di dekat kota kuno Multan, di Provinsi Punjab, Jumat (15/7) malam. Akram mengatakan bahwa pelakunya diduga saudara laki-lakinya sendiri yang sekarang ini masih menghilang.
Juru bicara dari kepolisian Punjab, Nabeela Ghazanfar, mengatakan bahwa mayat perempuan yang bernama asli Fauzia Azeem itu ditemukan pada hari Sabtu. Ayahnya, Muhammad Azeem, kepada polisi setempat mengatakan bahwa putranya Waseem yang mencekik Baloch.
“Dia tidak bisa menerima foto-foto saudarinya itu di media sosial,” ucap Azeem. “Dia lalu melarikan diri setelah mencekik Qandeel.”
Baloch terkenal dengan pernyataannya yang provokatif di akun media sosial. Salah satunya, pada awal tahun ini dia pernah berjanji akan melepas pakaiannya untuk kapten tim kriket Pakistan seandainya tim itu berhasil menang melawan India.
Saat tim tersebut kalah, Baloch lalu memarahi tim negaranya dan sampai memposting sebuah video di mana dia tengah menari untuk tim India dengan memakai bikini.
Dia juga pernah berpose dengan seorang ulama sambil mengenakan pakaian yang memperlihatkan belahan dadanya. Foto itupun sontak menimbulkan keributan, sehingga Baloch sendiri sampai meminta perlindungan kepada pihak yang berwenang.
Baloch juga sering dijuluki dengan Kim Kardashian-nya Pakistan. Dia membangun karier modellingnya lewat popularitasnya di situs jejaring media sosial.
Sehari sebelum kematiannya, Baloch sempat mengungkapkan kekhawatiran tentang keselamatannya. Bukan sekali itu saja dia merasa tidak aman. Tapi sebelumnya dia juga pernah mengatakan bahwa pesan yang sempat disampaikannya adalah pesan tentang perubahan, karena dunia juga berubah.
Kematian Baloch kembali mengingatkan tentang praktik pembunuhan demi kehormatan keluarga di Pakistan. Lebih dari 500 orang, kebanyakannya adalah kaum wanita tewas setiap tahunnya akibat praktik semacam itu.
Hashtag #QandeelBaloch pun menjadi trending setelah kematiannya. Banyak pengguna media sosial mengatakan dukungannya kepada upaya Baloch. Namun banyak juga yang bersikap sebaliknya.