RANCAH POST – Aplikasi streaming Musik yang tengah digadrungi belakangan ini, Spotify tampaknya telah memiliki lebih dari 100 juta pelanggan saat ini. Jumlah ini naik 33% atau sekitar 75 juta pengguna baru sejak sebelumnya. Angka ini terbilang cukup hebat mengingat saingan Spotify sendiri adalah Apple Music dan sejumlah layanan musik streaming lainnya.
Spotify bahkan mampu menggaet hingga 30 juta pengguna berbayar, dengan iuran sekitar USD9,99 atau Rp13 ribuan per bulannya yang memakai versi premium dari Spotify. Adapun kelebihan dari versi premium ini adalah tidak adanya iklan dan berbagai gangguan untuk mendengar musik. Berbeda dengan versi gratisnya, yang selain menampilkan iklan di layar, pengguna juga kerap kali dipaksa mendengar iklan saat sedang menikmati lagi. Namun tenang, karena iklan ini tidak terlalu mengganggu, dimana iklan suara sendiri diputar setiap pengguna telah merampungkan sekitar 4 lagu.
Hingga bulan April lalu, Apple Music telah mengumumkan bahwa mereka memiliki sekitar 13 juta pengguna saat ini. Jauh lebih kecil memang, namun jumlah pengguna ini semuanya adalah pengguna premium yang membayar setiap bulannya.
Berbeda dengan Spotify, Apple sama sekali tidak menyediakan layanan gratis, namun mereka menawarkan 3 bulan percobaan secara gratis, dengan bulan selanjutnya dikenakan iuran senilai USD9,99 atau setara Rp13.000,- per bulannya atau USD4,99 untuk siswa. Ada pula pilihan paket keluarga dengan total 6 anggota dengan biaya USD14,99 per bulannya.
Sejak diluncurkan pada tahun 2006 lalu, Spotify mengaku bahwa perusahaan mereka hingga kini masih belum mendapatkan laba sama sekali. Hal ini disebabkan sekitar 80% pendapatan mereka telah digelontorkan sebagai royalti kepada para artis, label, produsen dan perusahaan terkait. Dan bahkan kabarnya, pada tahun 2014 lalu perusahaan ini malah mendapat kerugian sekitar USD209 juta atau setara Rp2,7 triliun.
Spotify sendiri dinilai sebagai salah satu aplikasi yang cukup tangguh, ditengah persaingan layanan streaming musik yang makin hari makin ketat saja. Terbukti dari sudah tumbangnya sejumlah layanan streaming musik lain yang sebelumnya sempat muncul dan berjaya.