RANCAH POST – Dalam upaya untuk mencapai planet Mars di tahun 2030, NASA telah meminta bantuan dari salah satu lembaga angkasa terbaru di dunia, menandatangani perjanjian dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk berkolaborasi pada eksplorasi ruang angkasa.
Lembaga Antariksa di Uni Emirat Arab yang bernama Mohammed Bin Rashid Space Centre (MBRSC), didirikan pada 06 Februari 2006, tepatnya di kota Dubai. Tujuan didirikan lembaga ini adalah penelitian dan pengembangan pada antariksa.
Adapun MBRSC ini, dipimpin oleh Dirjen yang bernama Yousuf Hamad Al Shaibani. Ia bertanggung jawab untuk semua kebijakan yang terkait dengan proyek administrasi dan ruang, dalam lembaga tersebut.
Sebelumnya, The Mohammed bin Rashid Space Centre (MBRSC), meluncurkan Advanced Aerial System Program pada bulan September 2014. Program ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan UEA untuk merancang manufaktur dan sistem operasi udara canggih. Proyek pertama di bawah Advanced Aerial System Program adalah pengembangan dari High Altitude Pseudo Satellite (HAPS).
Dilansir dari situs NASA, Minggu di Abu Dhabi, NASA menandatangani perjanjian dengan dengan lembaga antariksa di UEA. Kedua negara juga sepakat untuk berbagi penelitian, instrumen ilmiah, dan mungkin pesawat ruang angkasa.
Untuk NASA, perjanjian muncul di tengah perdebatan mendidih tentang berapa banyak perjalanan ke Planet Merah akan dikenakan biaya, dan pertanyaan yang lebih luas tentang apakah eksplorasi manusia Mars harus menjadi prioritas pertama lembaga.
“Ada banyak hal yang kita bisa lakukan di ruang angkasa, Saya berharap bahwa kita memastikan bahwa kita tidak membuang-buang dolar pada hal-hal yang kita tidak mencapai apa-apa dengan,” ujar Rep. Dana Rohrabacher dari California
review di tahun 2014, oleh Dewan Riset Nasional menemukan bahwa itu akan mengambil NASA 20 sampai 40 tahun untuk mengirim manusia ke permukaan Mars, dengan biaya hampir USD500 miliar.
“Saat mengirim manusia ke Mars, dan mengembalikan mereka dengan selamat ke Bumi, mungkin secara teknis layak, itu adalah gol yang luar biasa menantang, dari fisiologis, teknis, dan program sudut pandang,” ujar Dr. Sommerer, seorang ilmuwan ruang yang memimpin panel teknis.