RANCAH POST – Jika anda melihat ke langit malam pada malam tadi, Anda mungkin tidak akan bisa melihat betapa indahnya jutaan objek langit yang bertabur cahaya bintang.
Hal itu disebabkan karena bumi kita diselimuti oleh kabut cahaya buatan yang menghalangi langit malam. Para ilmuwan menamakan fenomena tersebut sebagai polusi cahaya.
Menurut sebuah studi baru yang diterbitkan Jumat, 10 Juni 2016 di jurnal Science Advance, Para ilmuwan percaya, sepertiga dari umat manusia tidak bisa melihat galaksi Bima Sakti, ini termasuk 80% orang Amerika dan 60% dari Eropa karena lampu-lampu kota yang menciptakan kabut polusi cahaya.
Sebuah tim ilmuwan internasional menciptakan atlas dunia luminasi langit buatan yang detail, untuk menjelaskan bagaimana polusi cahaya menembus planet kita.
Negara yang paling tinggi nilai polusi cahayanya adalah Singapura. berarti orang yang tinggal di negara ini tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengalami kegelapan yang benar.
Menurut penelitian, dampak dari polusi cahaya itu diantaranya: menyebabkan masalah ekologi global, menimbulkan masalah kesehatan masyarakat dan menciptakan pengeluaran boros energi.
Ada cara untuk menanggulangi polusi cahaya. Peneliti menyarankan percobaan masyarakat dengan teknologi baru yang membatasi penyebaran polusi cahaya, menggunakan cahaya minimum untuk tugas-tugas, mendorong peraktek menutup lampu saat daerah tidak digunakan.