RANCAH POST – Selama 19 bulan terakhir, kasus penculikan dan pembunuhan yang menimpa warga Albino semakin meningkat di Malawi. Pihak berwenang Malawi sendiri mencatat sedikitnya ada 18 kasus penculikan dan pembunuhan terjadi.
Seperti kebanyakan negara di Afrika, di Malawi pun bagian tubuh tertentu warga Albino diyakini akan membawa keberuntungan dan kekayaan sehingga warga Albino ini menjadi incara para dukun sebagai tambahan dalam ramuan sihir mereka.
Terkait meningkatnya kekerasan yang menimpa warga dengan kelainan genetik tersebut, pihak Amnesty Internasional khawatir jumlah kasus penculikan dan pembunuhan tersebut lebih tinggi jumlahnya. Amnesty Internasional pun meminta agar pemerintah Malawi mengambil langkah tegas untuk menghentikan kekerasan dan kekejaman tersebut.
“Sebelumnya gelombang serangan brutal terhadap warga Albino ini tidak pernah terjadi. Hal ini menciptakan teror terhadap mereka dan keluarganya yang berada di Afrika sebelah selatan,” ujar Amnesty Internasional dalam laporannya, Selasa (7/6/2016).
Dalam laporan tersebut, dilaporkan bocah Albino yang masih berusia 2 tahun bernama Whitney menjadi korban penculikan dari tempat tidurnya pada April lalu. Di desa tetangga, tengkorak dan gigi Whitney ditemukan. Bukan Whitney saja, bocah lainnya yang berusia 9 tahun, Harry, ditemukan dengan kepala terpenggal setela diculik dari rumahnya pada Februari lalu.
Baik di sekolah maupun di masyarakat, warga dengan albinisme ini menghadapi berbagai ancaman dan diskriminasi. Mitos berkenanaan dengan albinisme ini memang beragam, termasuk dapat menyembuhkan penyakit HIV bila melakukan hubungan badan dengan warga Albino.
Albino sendiri merupakan kondisi genetik saat lahir. Albino yang langka dan tidak menular ini menyebabkan tidak adanya pigmen pada mata, kulit, dan rambut. Dari 16,5 juta penduduk Malawi, diperkirakan ada 7.000-10.000 warga Albino.