RANCAH POST – Ditolaknya kehadiran suatu kelompok agama yang membawa sebuah ajaran lumrah terjadi. Bahkan tak sedikit kasus penolakan terhadap hadirnya suatu kelompok agama ini berujung dengan kericuhan dan menimbulkan bentrokan.
Kali ini penolakan tersebut terlontar dari mulut seorang pendeta bernama Ma’augu Motu, yang juga menjabat sebagai Sekjen Gereja Samoa. Tanpa ragu Pendeta Ma’augu Motu ini menyuarakan penolakannya terhadap ajaran agama Islam di negaranya.
Mesi pun dalam pernyataannya Motu menyebutkan tidak semua Muslim harus dijauhi, tapi Motu beranggapan bahwa Islam hanya akan menjadi ancaman bagi warga. “Memang banyak Muslim yang baik. Hanya saja agama ini merupakan ancaman dan membahayakan perdamaian kami,” tutur Motu, sebagaimana dilansir Independent.
Motu pun tidak memperdulikan bila dirinya disetarakan dengan Donald Trump yang memang dikenal rasis dan menyuarakan anti imigran dan anti Islam.
Pernyataan Motu sendiri sejatinya bertolak belakang dengan harapan Tuilaepa Sailele Malielegaoi, Perdana Menteri Samoa. Beberapa pekan lalu, Malielegaoi dalam pidatonya menyampaikan perihal kebebeasan beragama dalam konstitusi negara Samoa.
Menanggapi pernyataan Motu, Mohammed bin Yahya, Kepala Imam di Samoa mengeluarkan pernyataan yang mengecam keras statement yang dilontarkan Motu tersebut. Yahya mengatakan, semestinya Samoa terbuka dengan agama mana saja. Meski dihuni mayoritas penduduk beragama Kristen, Yahya yakin dengan kebersamaan bersama Islam akan menjadikan negara ini yang lebih maju, terutama di bidang perekonomian antar negara.