RANCAH POST – Melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar yang digelar di Nusa Dua, Bali, Setya Novanto akhirnya terpilih menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Setya Novanto yang akan memimpin Partai Beringin mulai 2016 hingga 2019 mendatang ini terpilih setelah pesaingnya, Ade Komarudin alias Akom, menyatakan mundur dan mendukung sepenuhnya Setya Novanto menggantikan Abu Rizal Bakrie, Ketua Umum Golkar sebelumnya.
Sebelumnya, dalam proses pemungutan suara, baik Setya maupun Ade Komarudin sama-sama memperoleh suara sebesar 30 persen dan berhak melanjutkan proses voting di putaran kedua. Nurdin Halid, selaku pimpinan sidang mempersilahkan keduanya untuk bermusyawarah sebelum melanjutkan voting putaran kedua. Dalam musyawarah itulah Ade Komarudin memutuskan untuk mundur dan memberikan dukungannya kepada Setya.
“Saya bangga kepada Ade Komarudin yang rela dan berbesar hati tidak melanjutkan voting putaran kedua demi besarnya nama Partai Golkar dan memberikan dukungannya kepada saya,” ujar Setya, Selasa (17/5/2016).
Berhasilnya Setya Novanto memimpin partai yang pernah berjaya di era orde baru ini menuai kontroversi. Pasalnya menjelang digelarnya munaslub, ia pernah membagikan sejumlah uang kepada pengurus daerah Jawa Timur.
Ia juga pernah tersandung kode etik saat melakukan lawatan ke Amerika Serikat Agustus 2015 silam. Saat itu Setya yang menjabat sebagai Ketua DPR RI terlihat muncul dalam kampanye calon Pesiden Amerika, Donald Trump.