RANCAH POST – Upacara bendera dan pengibaran bendera merah putih setengah tiang dilakukan guna mengenang tragedi Trisakti yang terjadi 12 Mei 1998 silam. Upacara bendera ini memang rutin dilaksanakan tiap tahunnya di kampus Trisakti guna mengenang para mahasiswa yang gugur saat memperjuangkan reformasi kala itu.
“Upacara ini diperingati agar kita semua ingat bahwa negara tidak boleh melakukan tindakan represif terhadap warga negaranya, negara harus tanggung jawab, negara harus melidungi warganya,” kata Presiden Mahasiswa Universitas, Trisakti Abdul Kadir, Kamis (12/5/2016).
Usai melakukan upacara peringatan tragedi Trisakti, seluruh mahasiswa Trisakti dan keluarga korban tragedi Trisakti melakukan napak tilas ke tempat tewasnya empat mahasiswa Trisakti yang ditembak oleh aparat tersebut.
Hasil Autopsi Korban Tragedi Trisakti
Semasa hidup, Mun’im Idris yang berprofesi sebagai dokter forensik mendapat telepon dari Kapten Idham Azis yang menjabat Kasat Serse Polres Metro Jakarta Barat saat itu. Oleh Idham, ia diminta untuk mengautopsi keempat korban tragedi Trisakti tersebut.
Bukan perkara yang mudah untuk melakukan autopsi terhadap empat korban, Mun’im harus membujuk pihak keluarga agar mengizinkannya melakukan autopsi. Pihak keluarga merasa korban yang telah meninggal tidak mungkin bisa dihidupkan kembali.
“Bu, memang betul orang yang sudah meninggal tidak mungkin bisa dihidupkan lagi. Namun almarhum masih mempunyai hak untuk memperoleh keadilan,” ucap Mun’im kala itu.
Fakta mengejutkan diperoleh Mun’im, bukan untuk melumpuhkan, para korban ternyata mendapatkan luka tembak yang sangat mematikan. “Masing-masing korban mendapat luka tembak pada daerah mematikan. Ada luka tembak di dahi yang tembus ke belakang kepala, ada luka tembak di leher, di punggung, dan di bagian dada,” papar pria yang meninggal di tahun 2013 ini.
Usai melakukan autopsi, Mun’im kemudian melaporkan hasilnya ke Kapolda Metro, Mayjen Pol Hamami Nata. Namun Hamami bersikukuh bahwa ia memerintahkan anak buahnya untuk memakai peluru karet. Mun’im menduga ada pihak lain yang turut campur dan dengan sengaja menimbulkan tragedi berdarah ini.