RANCAH POST – Dalam berbagai film Holywood dan banyak film bertemakan pemerintahan di AS kita mungkin banyak melihat berbagai teknologi mutakhir dan mumpuni yang dimiliki oleh salah satu negara adikuasa tersebut. Berbagai kecanggihan dan kemajuan tidak jarang membuat kita terkagum-kagum dan bilang “Wow, andai Indonesia seperti mereka!” Terutama di Gedung Putih yang selain berfungsi sebagai kantor kepresidenan Amerika Serikat, bangunan yang dikatakan sebagai salah satu icon paling dikenal di dunia ini juga merupakan tempat tinggal para presiden AS.
Namun tampaknya hal ini tidaklah selaras dengan apa yang terjadi sebenarnya. Bukan rumor atau kabar yang tidak jelas, kabar mengenai tertingggalnya teknologi di Gedung Putih ini datang dari sang Presiden AS saat ini sendiri, Barac Obama dan keluarganya.
Sebagaimana dilansir laman KampasTekno (11/02/2016), dalam sebuah acara di stasiun TV AS pada hari Minggu lalu, Barac Obama sempat mengungkapkan keluhannya terhadap koneksi Internet dan WiFi di gedung putih.
“Ini (Gedung Putih) bangunan kuno, jadi banyak dead spot, WiFi suka tidak nyambung,” pungkas Obama.
Bukan hanya Obama, Ibu Negara AS saat ini, Michelle Obama dan kedua putrinya Malia dan Natasha juga membenarkan pernyataan dari presiden AS tersebut. Bahkan kedua putri Obama juga mengaku kerap dibuat jengkel dengan koneksi WiFi yang selalu hilang di kediamannya saat ini.
Obama juga mengungkapkan bahwa ia tidak ingin jika presiden yang menjabat setelahnya nanti mengalami hal yang sama dengan dirinya.
Sebenarnya, ini bukan kali pertama Obama mengeluhkan kualitas dari t eknologi baik di Gedung Putih maupun di departemen lainnya. Menurut sebuah wawancara dengan Washington Post di tahun 2009 lalu, Barac Obama juga sempat mengeluh ketika ia pertama kali ngantor. Ia mengaku bahwa teknologi di Gedung Putih ini tertinggal sekitar 30 tahunan. Di sana hanya terdapat beberapa laptop saja. Dan sebagian komputer yang digunakan juga masih memakai OS Microsoft lama yang belum diupdate selama 7 tahun lamanya. Dan mirisnya, beberapa karyawan juga masih menggunakan akun email luar untuk bekerja.
Miris memang, mengingat bahwa Obama selaku presiden AS juga merapkap sebagai bos dari CIA, NSA, dan Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) yang dikenal kakap dalam hal teknologi, harus menikmati teknologi terbatas di Gedung Putih.
Akhirnya, pada tahun 2015 silam, Barac Obama menerbitkan sebuah memo, yang isinya menegaskan bahwa gedung putih akan menganggarkan dana senilai 50 Miliar Dolar Amerika untuk belanja peningkatan teknologi melalui puluhan kontrak yang dimiliki pemerintah dengan perusahaan-perusahaan besar seperti Apple dalam hal pengadaan perangkat teknologi termasuk Macbook. Hal ini tidak hanya berlaku di Gedung Putih saja, melainkan juga di berbagai departemen terkait seperti Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Pentagon.