RANCAH POST – Untuk pertama kalinya, virus Zika ini ditemukan di Uganda sekitar tahun 1947 pada darah seekor monyet dan diketahui menginfeksi manusia untuk pertama kalinya di Nigeria pada tahun 1968. Nama virus yang tidak mematikan ini diambil dari nama hutan Zika, hutan pertama ditemukannya virus ini.
Virolog atau ahli virus menyatakan, gigitan nyamuk Aedes Aegyptilah yang menyebabkan virus ini menyebar di beberapa negara tropis seperti Brazil dan negara di kawasan Amerika Selatan lainnya. Namun hingga saat ini, para ilmuan belum mengetahui secara pasti apakah virus Zika ini bisa menular antar manusia.
Virus Zika yang menyerang janin ini bisa mengakibatkan bayi yang lahir dalam kondisi tengkorak kepala yang mengecil juga otak yang menciut.
Meski wabah virus Zika ini telah menyebar luas di hampir 20 negara kawasan Amerika Selatan, di Indonesia sendiri belum ditemukan kasus virus dengan gejala seperti mata merah, pegal otot, dan demam ringan ini.
Oscar Primadi, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dalam jumpa pers mengemukakan, di Indonesia belum ditemui adanya kasus virus Zika atau kasus kematian akibat virus ini. Namun, Oscar meminta semua pihak waspada lantaran sepesimen pambawa virus ini ada di Indonesia dan negara beriklim tropis lainnya.
“Metode 3M Plus harus digalakan kembali, yaitu menutup, menimbun, dan mendaur ulang tempat atau wadah yang bisa menampung air,” ujarnya, Rabu (27/1).
Oscar pun meminta masyarakat menjaga kebersihan rumah, sebab nyamuk jenis ini justru berkembang biak dengan baik di genangan air bersih dan tumpukan-tumpukan baju.
Dengan mewabahnya virus Zika ini di kawasan Amerika Selatan, beberapa negara seperti Kolombia maun El Salvador, melalui pihak berwenangnya telah menyerukan agar kaum perempuan menunda kehamilannya.