RANCAH POST – Di Indonesia, besok (24/12), merupakan tanggal diperingatinya hari lahirnya Nabi Muhammad SAW atau yang dikenal dengan Maulid Nabi dan telah menjadi rutinitas tiap tahunnya. Mulai dari istana hingga sudut mushala, seluruh lapisan masyarakat Islam memperingatinya.
Oleh sebagian masyarakat, Maulid Nabi biasanya diperingati dengan membaca Al-Quran dan kisah teladan Nabi SAW sepanjang hidupnya. Ada pula yang memperingati Maulid Nabi dengan ceramah keagamaan. Di Indonesia, beberapa peringatan Maulid Nabi memiliki ciri khas tersendiri. Di Jogjakarta misalnya, kita tahu ada grebek maulid, di Surakarta dengan sekatennya, dan di Jawa Timur, tepatnya di Banyuwangi, dikenal dengan endog-endog’annya.
Peringatan Maulid Nabi sejatinya bukan seremonial semata, ada beberapa makna yang bisa kita gali, di antaranya sebagai berikut:
Pertama, nilai spiritual.
Dengan adanya peringatan Maulid Nabi, akan menumbuhkan dan menambah kecintaan seorang Muslim terhadap Nabi Muhammad SAW. Kegembiraan atas lahirnya Nabi Muhammad SAW merupakan cerminan rasa cinta dan penghormatan seorang Muslim terhadap nabi pembawa rahmat bagi seluruh alam tersebut.
Dengan peringatan Maulid Nabi, seorang Muslim dengan sendirinya akan ingat dengan perintah bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Allah SWT dan malaikat-Nya sendiri telah memberi contoh kepada kita agar selalu bershalawat kepadanya. Dalam surat Al-Ahzab ayat 56 Allah SWT berfirman:
Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.
Kedua, nilai moral.
Dengan peringatan Maulid Nabi, seorang Muslim dapat mempraktikan sifat-sifat terpuji yang bersumber dari Nabi Muhammad SAW. Dengan peringatan Maulid Nabi, seorang Muslim juga bisa memperoleh nasehat dari para ulama agar selalu berada dalam tuntunan dan bimbingan ajaran agama Islam.
Ketiga, nilai sosial.
Salah satu nilai sosial dalam peringatan Maulid Nabi adalah memuliakan dan memberikan jamuan kepada jamaah pengajian yang menghadiri pengajian peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, khususnya terhadap fakir miskin yang menghadiri pengajian tersebut. Tentunya hal ini merupakan wujud rasa syukur kepada Sang Maha Pencipta, dan hal ini sangat dianjurkan oleh agama karena di dalamnya terdapat nilai sosial yang tinggi. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Insan ayat 8-9 berikut ini:
Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.
Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.
Keempat, nilai persatuan.
Dengan peringatan Maulid Nabi, setiap Muslim akan terjalin persaudaraannya dengan berkumpul bershalawat maupun berdzikir bersama-sama.
Dalam beberapa literatur, disebutkan bahwa Shalahuddin al-Ayyubi kala itu mengumpulkan umat islam untuk memperingati Maulid Nabi. Hal itu ia lakukan dengan tujuan mempererat kekuatan dan mempersatukan pasukan Islam di bawah komandonya dalam menghadapi tentara salib di bawah pimpinan Raja Richard, The Lion Heart.
Dengan semangat memperingati Maulid Nabi, kita iringi pula dengan semangat untuk mengamalkan ajaran agama Islam dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu a’lam.