RANCAH POST – Setiap tanggal 22 Desember tiap tahunnya, di Indonesia selalu diperingati sebagai Hari Ibu atau Mother’s Day. Sementara itu, di Amerika dan beberapa negara Eropa lainnya juga di sebagian negara Asia, perayaan Hari Ibu biasanya dilaksanakan pada minggu kedua di bulan Mei. Di sebagian besar negara Eropa dan Timur Tengah sendiri, dikenal dengan International Women’s Day yang diperingati setiap tanggal 8 Maret.
Dalam peringatan Hari Ibu ini, beberapa keluarga secara umum biasanya membebastugaskan ibu dari pekerjaan sehari-harinya, seperti memasak, merawat anak, dan urusan rumah tangga lainnya.
Tentunya, peringatan Hari Ibu hendaknya bukan sekedar seremonial semata, tetapi peringatan Hari Ibu ini harus dimaknai dan dapat mengingatkan kita semua betapa mulianya dan betapa pentingnya sosok dan peran seorang ibu dalam kehidupan manusia dengan tidak mengabaikan peran seorang bapak tentunya.
Saking mulianya sosok seorang ibu, Rasulullah SAW memerintahkan kepada setiap Muslim agar selalu mentaati setiap perintahnya selama tidak dalam kemaksiatan, selalu menyayanginya, dan mendo’akannya ketika ibu kita meninggal nanti. Rasulullah SAW bersabda:
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, beliua berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah SWT sendiri dalam surat Luqman ayat 14 berfirman:
“Dan Kami (Allah) berwasiat kepada manusia supaya berbuat baik kepada kedua orang tua. Ibunya telah mengandungnya dengan menderita kelemahan di atas kelemahan, yakni terus-menerus dan masa menyusuinya dalam dua tahun. Hendaklah engkau bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.”
Ayat dalam Surat Luqman tersebut memberikan gambaran yang nyata kepada kita bahwa seorang ibu rela mengorbankan jiwa dan raganya demi kelahiran buah hatinya. Mengandung anaknya selama sembilan bulan dengan susah payah dan bertaruh nyawa manakala dirinya hendak melahirkan. Maka tak heran bila Allah SWT menempatkan seorang ibu sebagai sosok yang harus dimuliakan setelah manusia memuliakan Allah dengan beribadah kepadanya.
Kedudukan mulianya sosok seorang ibu sangatlah wajar. Sejak dalam kandungannya, seorang anak lewat tali ari-arinya menyerap makanan yang ada dalam diri ibunya. Manakala organ tubuhnya terbentuk dan diberi nyawa oleh Allah SWT, sosok ibulah yang secara langsung merasakan getarannya, sehingga kedekatan seorang anak dengan ibu jauh-jauh telah terjalin sejak ada dalam kandungan seorang ibu.
Memuliakan ibu tanpa menafikan kehadiran dan peran seorang ayah sama halnya dengan memelihara kemajuan peradaban manusia. Saking tinggi dan mulianya kedua orang tua kita, berkhidmat atau berbuat baik kepadanya merupakan jihad di jalan Allah. Wallahu’alam.