RANCAH POST – Pihak berwenang Thailand mengklaim telah menangkap tersangka utama dibalik tragedi bom Bangkok yang mematikan di kuil Erawan pada pertengahan Agustus kemarin. Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mengatakan bahwa polisi berhasil menangkap seorang pria di provinsi Sa Kaeo di perbatasan Kamboja.
“Dia adalah tersangka utama dan merupakan seorang warga negara asing,” kata Prayuth Chan-ocha, tanpa mengungkapkan informasi lebih lanjut mengenai identitasnya.
Namun belum jelas apakah pria ini merupakan tersangka yang terekam dalam CCTV saat meninggalkan ransel di persimpangan Ratchaprasong sekitar 20 menit sebelum ledakan terjadi. Tersangka yang digambarkan berkewarganegaraan asing, dan muncul dalam video mengenakan kaos berwarna kuning, kacamata bingkai hitam dan berambut panjang.
“Jangan katakan dulu tentang ini dan itu. Ini bisa mempengaruhi urusan internasional,” Prayuth memperingatkan ketika berbicara saat konferensi pers. “Kami harus melakukan banyak tes, sidik jari. Jika dia adalah orangnya, dia adalah orang itu.”
15.20น. ข่าวด่วน! ตำรวจจับผู้ต้องสงสัยมือ #ระเบิดราชประสงค์ แล้ว pic.twitter.com/c9SKKALa0c
— Thairath_News (@Thairath_News) September 1, 2015
Foto paspor Cina yang diduga milik tersangka telah beredar di beberapa media lokal. Orang yang ada di paspor diidentifikasi berusia 25 tahun berasal dari Xinjiang, dan bernama Yusufu Mieraili.
.@Voice_TV: Passport page of arrested main #BangkokBlast suspect. pic.twitter.com/K6AfzL1lys
— Steve Herman (@W7VOA) September 1, 2015
Tersangka lain telah ditangkap pada hari Sabtu dalam penggerebekan di sebuah apartemen di Bangkok, dimana polisi juga berhasil menyita bahan-bahan pembuat bom. Perintah penangkapan juga telah dikeluarkan untuk dua tersangka lainnya, termasuk seorang wanita Thailand dan laki-laki lain.
Sebagaimana diketahui, lebih dari 20 orang tewas akibat ledakan bom yang mengguncang jantung kota Thailand pada 17 Agustus lalu, dimana kuil Erawan ini merupakan tempat yang sangat populer bagi pengunjung dari Cina, kemudian beredar spekulasi bahwa serangan itu menargetkan para turis Cina.