RANCAH POST – Kelompok (Islamic State of Iraq and al Sham) ISIS kembali telah mengeksekusi 19 wanita dan anak perempuan secara brutal karena menolak berhubungan seks (jihad seks) dengan para militan ISIS.
Sebagaimana dilansir Mirror, salah seorang pejabat Kurdi, Mimousini, mengklaim bahwa wanita-wanita yang selama ini disandera di Negara Islam Mosul, Irak, telah tewas beberapa hari yang lalu.
Juru bicara Partai Demokrat Kurdi di Mosul mengatakan bahwa keputusan hukuman mati tersebut dilatarbelakangi karena penolakan untuk berpartisipasi dalam praktek jihad seks. Sumber juga mengklaim bahwa wanita dan uang telah memicu kekacauan di jajaran petinggi ISIS.
Ribuan perempuan ditangkap oleh militan ISIS dari desa-desa yang telah dikuasai untuk dijual atau diberikan sebagai hadiah kepada pejuang ISIS yang kemudian diperkosa dan disiksa berulang kali. Sebagian besar tawanan kebanyakan masih berusia 14 tahun, yang berasal dari Yazidi, sebuah kelompok etnis Kurdi kuno yang berbasis di utara Irak.
Seorang utusan PBB telah menyelidiki kegiatan perdagangan seks keji ini, dan mengatakan bahwa gadis-gadis ini dapat dibeli oleh enam orang yang berbeda. Dia juga menemukan dokumen ISIS yang menjual perempuan dan anak-anak Yazidi dan wanita kristen yang telah diculik dengan rentang usia antara satu hingga sembilan tahun untuk meraup uang lebih banyak.
“Gadis-gadis ini dijajakan laiknya drum-drum minyak. Seorang gadis dapat dijual dan dibeli oleh lima atau enam orang yang berbeda. Kadang, militan ISIS ini menjual kembali gadis ini kepada keluarganya dengan catatan harus membayar uang tebusan.” ungkap Zainab Bangura.
Utusan PBB juga mengatakan bahwa gadis perawan Yazidi yang paling menarik akan dikirim ke pelelangan budak di Raqqa di Suriah, dimana gadis-gadis ini ditelanjangi dan dijual kepada penawar tertinggi.