RANCAH POST – Dirjen Kementerian ESDM memprediksi kenaikan harga BBM bisa terjadi pada bulan Agustus, September atau Oktober mendatang. Namun, ketika meminta konfirmasi kepada Menteri ESDM Sudirman Said, ia masih enggan berkomentar.
Menurut laman Tempo, Sudirman katakan, “Nanti saja kita bahas,” Rabu (29/07/2015).
Prediksi kenaikan harga BBM disampaikan oleh IGN Wiratmadja selaku Dirjen Migas melalui website resmi Ditjen Migas. Menurutnya, jika naik pada bulan Agustus mendatang, harga Premium diprediksi mencapai Rp8.000-8.200/liter.
Perhitungan harga Premium Rp8.600/liter berasal dari Direktorat terhadap harga minyak dunia selama 6 bulan terakhir. Perhitungan juga bersumber dari asumsi kurs Rp12.989/dolar AS.
Menurut beliau, opsi penyesuaian harga menjadi per 6 bulan merupakan pilihan yang stabil. Wirat katakan, “Kondisi ekonomi masyarakat belum siap terhadap sistem harga yang berubah-ubah setiap bulan.”
Wirat menampik jika penetapan harga tidak sesuai dengan harga minyak dunia yang tengah menurun. Perhitungan bulan Agustus bukan didasari patokan harga sejak Juli, melainkan sejak Februari. Wirat tambahkan, “Artinya kalau harga minyak hari ini turun atau naik, itu tidak penting. Yang penting adalah rata-ratanya berapa.”
Wacana harga BBM naik bertolakbelakang dengan pernyataan Sudirman yang menyatakan bahwa harga BBM bersubsidi masih terbilang stabil. Bukan hanya itu, kata Sudirman, ada selisih keuntungan dari penurunan harga minyak dunia sejak awal bulan Juli lalu yang dapat dipakai untuk mengkompensasi kerugian Pertamina.