RANCAH POST – Ahok selaku Gubernur DKI Jakarta meluapkan emosinya terkait acara Jakarta Book and Edu Fair 2015 yang bertempat di Parkir Timur Senayan, Selasa (28/07/2015). Ia mengaku kecolongan karena pagelaran pameran yang diadakan IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) tersebut tidak sesuai dengan ekspektasi beliau.
Ahok semula menargetkan bila sekumpulan penerbit menggelar pameran, harga buku akan dipangkas. Basuki mempunyai alasan menyimpan ekspektasi demikian. Sebab, katanya, pameran yang dihelat oleh penerbit akan memangkas rantai distribusi dan pemasaran di toko buku. Ahok katakan, “Enggak tahunya bukannya murah Rp5.000 tapi malah lebih mahal Rp5.000.”
Padahal, kata Ahok, bila pemetaan penjualan buku murah di Jakarta Book Fair sukses, masyarakat akan mendapatkan sejumlah keuntungan, khususnya bagi pemilik KJP (Kartu Jakarta Pintar). Sebab, biaya untuk belanja perlengkapan sekolah bisa dipangkas sekecil mungkin sehingga pemilik KJP bisa mempunyai tabungan pada akhir tahun pelajaran. Ahok tambahkan, “Nanti ketika siswa lulus kan bisa punya tabungan yang cukup untuk beli laptop atau lainnya.”
Ahok emosi dan kecewa atas penyelenggaraan acara tersebut. Sebab ia menerima beberapa laporan soal harga buku dan peralatan sekolah yang dibanderol pedagang pada pameran tersebut. Ternyata lebih mahal ketimbang harga pasaran. Ahok jelaskan, “Ini namanya kurang ajar.”
Untuk membuktikan laporannya, ia memperlihatkan banderol beberapa harga peralatan sekolah yang tertera pada potongan kertas yang diambil dari bajunya. Selisih harga barang yang dijajakan pada pameran itu dengan harga pasar berkisar Rp10.000 hingga Rp30.000.