RANCAH POST – Kala Sepp Blatter mundur dari jabatannya, publik lantas langsung membicarakan siapa yang pas menggantikannya sebagai presiden FIFA. Sosok-sosok penting muncul baik dari internal FIFA maupun luar organisasi itu.
Blatter menyatakan pengunduran dirinya di kantor FIFA, Zurich, Selasa (2/6) waktu setempat. Hal tersebut dia lakukan pasca baru terpilih kembali, untuk kelima kalinya secara beruntun sejak 1998 lalu, pada Kongres FIFA, Jumat (29/5/2015).
Blatter mundur makin menguatkan kecurigaan bahwa memang ada yang tak beres di badan organisasi tersebut, berawal dari skandal suap, kasus korupsi, pencucian uang, dan lainnya. Puncaknya adalah kala ditangkapnya sejumlah petinggi FIFA di Swiss pada pekan lalu, ditambah tudingan suap sejumlah 10 juta dollar AS yang ditujukan kepada sekjen FIFA, Jerome Valcke.
Dengan tak adanya figur Blatter lagi sebagai bos FIFA, seluruh insan sepakbola dunia tentu mengharapkan adanya reformasi FIFA akan berjalan total dan telah pasti memerlukan sosok baru yang memang bersih dan mengerti betul perihal sepakbola.
Sejumlah nama dari internal FIFA telah bermunculan dengan Michel Platini dan Prince Ali bin Al Hussein jadi calon terkuat. Platini sendiri telah sejak lama memang disebut sebagai penerus Blatter, namun dia memilih tak mencalonkan pada Kongres FIFA lalu dan sempat meminta kongres ditunda usai skandal FIFA tersebut.
Sementara Prince Ali sempat berkompetisi dengan Blatter pada pemilihan presiden namun mengundurkan diri memasuki putaran kedua, sebab menganggap dirinya tak mungkin mengalahkan Blatter.
Selain Platini dan Prince Ali, ada juga sejumlah nama-nama petinggi FIFA lainnya seperti Jerome Champagne, Wolfgang Niersbach, Domenico Scala, dan Valcke. Munculnya nama Valcke menjadi kejutan meski secara hirarki organisasi, Sekjen FIFA itu berhak mengisi kursi Blatter.
Sebab Valcke baru saja disangka terlibat kasus suap sejumlah 10 juta dollar AS atas pemilihan Afrika Selatan sebagai tuan rumah Piala Dunia 2010. Keberadaan Valcke yang tak lain ‘tangan kanan’ Blatter dianggap bakal menghambat reformasi di tubuh FIFA.
Dari luar FIFA, terdapat sejumlah nama mantan pesepakbola yang diprediksikan mampu mengisi kursi Blatter. Mulai dari Luis Figo yang sempat ingin maju di pemilihan presiden FIFA lalu, namun akhirnya mundur sebab merasa tak puas dengan otoriter Blatter.
Kemudian ada Ginola yang secara terang-terangan mengungkapkan keinginannya untuk menjadi presiden FIFA yang anyar.
“Sekaranglah saatnya guna membangun ulang FIFA dan yang paling penting, membangun ulang sepakbola,” jelas Ginola seperti diberitakan Guardian.
Nama berikutnya, ada mantan bintang timnas Brasil, Zico, yang juga merasa pantas memimpin federasi sepakbola dunia itu.
Nama Diego Maradona juga muncul, yang memang telah sejak lama kerap mengkritik FIFA dan Blatter dengan kritikan pedasnya, termasuk pekan lalu pasca penangkapan sejumlah petinggi FIFA di Swiss.
“Presiden Federasi Sepakbola Internasional mestilah Diego Armando Maradona atau orang seperti dia. Diego Armando Maradona telah mengecam FIFA selama satu dekade terakhir ini, tapi mereka selalu menertawakan dan mengancamnya,” ungkap presiden Venezuela, Nicolas Maduro, seperti dilansir Reuters.