RANCAH POST – Para operator baik dalam dan luar negeri tampaknya lagi kebakaran jenggot, menghadapi tingkah gokil baru Google, yang bakal menyepak mereka semua dari industri telekomunikasi lokal dan global. Bagaimana tidak, project yang dinamai Project Fi ini menjanjikan akses internet cepat dengan biaya yang minim. Tentu saja ini merupakan pukulan berat bagi semua vendor operator seluler dimanapun mereka berada, tidak terkecuali dengan Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, bahwa selama ini, biaya yang harus dikeluarkan pengguna untuk sekedar mengakses internet tidaklah sedikit. Terlebih para pengguna operator seluler (Bukan Telkom), yang harus dibebani dengan ongkos akses internet yang luar biasa gila dan tidak masuk akal dari para operator.
Dengan suksesnya project Fi ini nantinya, tidak diragukan lagi bahwa para pengguna Internet, khususnya di Indonesia, akan merasakan kenyamanan browsing internet dengan murah meriah, dan hal ini tentu akan disambut gembira oleh mereka. Namun bagaimana dengan para pengusaha yang bergerak di sektor informasi selaku vendor telekominikasi seluler?
Tentunya mereka akan kebakaran jenggot dengan adanya program ini. Ada dua pilihan yang mungkin akan mereka ambil. Yang pertama adalah hengkang dari bisnis ini, atau menurunkan biaya internet, yang tidak dipungkiri akan menurunkan pendapatan mereka pula, yang jumlahnya puluhan kali lipat dari sebelumnya. Operator seluler memang memegang kendali peredaran uang nasional, dengan pendapatan yang bisa dikatakan luar biasa jika dibandingkan dengan industri lainnya.
Salah satu operator yang mengungkapkan keberatannya adalah XL Axiata, selaku pemilik dari brand XL dan Axis saatr ini. XL bahkan meminta pemerintah untuk mengkaji ulang rencana project ini, karena dianggap akan mengacaukan kondisi bisnis seluler di Indonesia. Emang kan?
Nah lo, kalo udah begini, mau apa lagi operator seluler? Dan jika project ini sampai dihalangi/gagal disetujui pemerintah, siapa yang bakal jadi kambing hitam coba? So, kita lihat aja kelanjutannya nanti.
Project Fi ini sendiri akan bekerja dengan menyediakan akses WiFi di seluruh lokasi pentung dan sekitarnya, yang akan bisa diakses pengguna, dengan biaya penggunaan sesuai kuota yang dikeluarkan. Adil bukan. Project ini kini telah diterapkan di Amerika Serikat, dan rencananya akan diperluas ke 120 negara lainnya termasuk Indonesia.