RANCAH POST – Selama kunjungannya ke China beberapa waktu lalu, CEO Apple, Tim Cook sempat menegaskan kepada salah satu media China, Xinhua, bahwa saat ini, Apple tengah berusaha untuk memulai debut mereka dengan Apple Pay di negeri tirai bambu tersebut.
“Kami sangat tertarik dan amat berseangat, untuk menghadirkan layanan menarik ini di China”, ungkap Cook. Sebagaiman dilansir laman Apple Insider (12/05/2015), bahwa saat ini, Apple Pay masih terbatas penggunaannya dan hanya bisa digunakan di wilayah AS saja. Namun demikian, pihak Apple sendiri tidak mau menyerah dengan hal ini, mereka akan berusaha menghadirkan layanan handal tersebut di wilayah lainnya sesegera mungkin.
China sendiri tampaknya menarik begitu banyak perhatian Apple, untuk memulai debut dari Apple Pay ini di sana. Bagaimana tidak, pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan dan repon positif masyarakat terhadap perangakat semacam smartphone tentunya telah menjadi potensi yang begitu menggiurkan bagi Apple, untuk membuka usaha baru. Terlebih usaha ini cukup menjanjikan bagi mereka.
Namun sayang, meski telah menjanjikan timbal balik yang cukup besar kepada pihak China, Apple masih saja menemui kesulitan dalam mengimplementasikan rencananya ini. Salah satu masalah yang cukup berarti adalah negosiasi Apple dengan pihak UnionPay, operator kartu kredit dan debit milik negara China yang sempat terhenti beberapa waktu belakangan. Padahal, sebelumnya pihak Apple dikabarkan sudah nyaris teken kontrak dengan UnionPay ini, namun dikarenakan adanya masalah saat negosiasi, kesempatan itupun harus hilang seketika.
Kini salah satu jalan lain yang bisa diambil Apple untuk dapat mengudara di China tidak lain adalah layanan Alipay milik Alibaba. Kerja sama inilah yang nantinya diharapkan Apple dapat membawa mereka melangkah masuk ke negeri super ketat tersebut. Dan tahun llau, pihak Alibaba sendiri telah memberikan konfirmasi, adannya negosiasi yang potensial, antara Apple Pay dengan Ant Financial, anak perusahaan Alibaba yang bertanggung jawab atas Alipay.
Sementara ini, Alipay masih berfokus pada pembayaran online, disamping metode point-of-sale mereka yang masih belum terlalu stabil dan jauh dari kata sukses, dengan metode pembayaran berbasis code QR milik mereka. Dengan mengimplementasikan metode NFC melalui Apple Pay dan Touch ID milik Apple kedalam sistem Alipay sebagai produk cobranded, kedua pihak tentunya akan mendapatkan keuntungan dan meraih tujuan mereka masing-masing.
Namun meski kerja sama ini telah terjalin, tidak berarti masalah Apple ini telah selesai. Masalah baru justru muncul dan harus dihadapi Apple. Salah satunya adalah respon masyarakat China sendiri terhadap program ini. Seperti yang kita ketahui, bahwa Apple Pay telah membebankan biaya yang tidak sedikit kepada para pedagang di Amerika Serikat sana. Apple Pay meminta sekitar 0,14% dari 2% pembayaran yang diterima pedagang, ditambah setengah sen untuk setiap transaksi. Angka yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan layanan Alipay yang hanya memungut sekitar 0,7% hingga 1,2% per transaksinya.